Liputan6.com, New York - Harga minyak jatuh pada Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) karena pasokan yang cukup melimpah di Amerika Serikat.
Dikutip dari Reuters, Kamis (7/8/2014), minyak mentah AS untuk pengiriman September turun 46 sen sehingga berada di level US$ 96,92 per barel.
Harga minyak mentah jenis Brent turun 2 sen ke level US$ 104,59 per barel. Harga tersebut merupakan harga terendah sejak 7 November tahun lalu.
Analis Tyche Capital Advisors, New York, Amerika Serikat, Tariq Zahir menjelaskan, laporan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika serikat menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah di negara tersebut mengalami penurunan sebesar 1,8 juta barel pada pekan lalu. Selain itu, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa stok bensin menurun tajam.
Namun penurunan tersebut lebih rendah jika dibanding laporan yang dikeluarkan oleh American Petroleum Institute pada Selasa kemarin.
Hal tersebut membuat harga minyak mentah mengalami penurunan pada perdagangan Rabu karena pelaku pasar memperkirakan stok yang dimiliki oleh Amerika Serikat cukup untuk menghadapi permintaan.
"Dari data tersebut maka kecenderungan umum harga pasti bergerak ke bawah," jelasnya. Tariq melanjutkan, penurunan ini akan terus terjadi sampai pada batas bawah atau sampai pada harga minyak tidak bisa bergerak ke bawah lagi.
Harga minyak telah turun lebih dari US$ 10 per barel dalam enam minggu terakhir. Hal tersebut terjadi karena pasokan global di atas permintaan yang ada.
Meskipun ada risiko geopolitik namun ternyata belum ada penurunan produksi yang bisa mempengaruhi stok minyak dunia. (Gdn)
Pasokan Berlimpah, Harga Minyak Kembali Susut
Harga minyak telah turun lebih dari US$ 10 per barel dalam enam minggu terakhir.
Advertisement