Liputan6.com, Jakarta - Menjelang akhir masa jabatannya, Mari Elka Pangestu mengaku memiliki beberapa pengalaman berharga selama hampir tiga tahun menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).
Dari seluruh pengalaman tersebut, Wanita kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1956 tersebut mengaku memiliki momen paling berharga baik.
Ajang internasional yang menurut Mari paling berkesan adalah saat menyiapkan cultural night untuk para pemimpin negara anggota KTT APEC yang berlangsung di Nusa Dua, Bali pada Oktober 2013.
Sebuah jamuan makan malam istimewa disiapkan. Sebanyak 30 ikon kuliner khas Indonesia disajikan. "Tumpeng Nusantara istilahnya, karena hanya Indonesia yang punya tumpeng dan tumpeng itu maknanya dalam karena dipakai di setiap perayaan. Itu adalah menu makan malam untuk para leader," cerita Mari saat berbincang dengan Liputan6.com di kantornya, Kamis (7/8/2014).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memilih langsung kain Endek khas Bali sebagai busana khusus yang dipakai oleh para pemimpin dan utusan khusus anggota APEC. Seremoni memakai baju khusus ini dimulai Indonesia pada pertemuan KTT APEC di Bogor pada 1994.
"Saat itu batik pertama kali digunakan dengan perancang Iwan Tirta. Dari situ tradisi itu diikuti, lalu pada 2013 Indonesia kembali menjadi tuan rumah lagi, batik kan sudah, jadi yang dipilih Endek Bali. Fotonya mendunia," kenang Mari.
Sebagai rangkaian penutup, Tari Barong Bali bersama dengan Barongsai akan ditampilkan sebagai simbol penyerahan keketuaan APEC dari Indonesia kepada China.
"Karena host berikutnya Tiongkok, kita tampilkan Barongsai dan Barong Bali, jadi hand over-nya Barong Bali ke Barongsai dan itu sangat di appreciate banyak orang, itu salah satu high light," papar mantan Menteri Perdagangan tersebut.
Advertisement
Kalau pengalaman di dalam negeri, Mari mengaku sulit mengidentifikasinya. Namun dia mengaku merasa beruntung pernah menjabat sebagai Menparekraf karena membuat dirinya lebih memahami dan mencintai Indonesia.Â
"Indonesia ini luar biasa, karena saya hampir sudah ke seluruh pelosok dengan menggunakan seluruh moda transportasi baik dari maskapai Garuda Indonesia hingga pesawat penerbangan murah (low cost carier) sudah saya coba semua, helikopter, kapal," ungkapnya. (Ndw)