Sukses

Bus TransJakarta Terbelah Dua, Ini Pembelaan INKA

General Manager INKA, M Pramudya menuturkan, penyebab bus TransJakarta yang terbelah dua karena patah baut di sistem sambungan.

Liputan6.com, Jakarta - Masih ingat dengan peristiwa patahnya gandengan bus TransJakarta di Jalan Raya Bekasi Timur? Ternyata bus bernopol B 7308 IV itu bermerek Inobus dan merupakan hasil produksi PT INKA (Persero).

Kejadian ini tentu menimbulkan tanda tanya besar akan kualitas bus produksi dalam negeri. Manajemen INKA akhirnya angkat bicara dan membeberkan kronologi maupun penyebab terbelahnya bus TransJakarta itu.

General Manager INKA, M Pramudya menjelaskan penyebabnya adalah patah baut di sistem sambungan atau artikulasi. Bus gandeng ini memiliki spesifikasi bermesin belakang terdiri dari bodi depan dan bodi belakang yang disambungkan dengan sistem artikulasi. Ditutup dengan penutup harmonika.

Ini penjelasan kronologi kejadian dan penyebab bus gandeng terbelah:

1. Kronologinya begitu terdengar ada suara tidak normal di sambungan, maka pengemudi menghentikan bus dan segera memindahkan penumpang. Karena diminta mundur petugas lalu lintas, maka bus mundur. Tapi ini tidak sesuai SOP karena seharusnya bus harus tetap maju pelan ke depan ke lokasi yang aman.

Namun lantaran sudah mundur mengakibatkan bodi belakang tertarik ke belakang, sedangkan bodi depan tetap pada posisinya sehingga penutup harmonika terlepas dan bodi belakang akhirnya terlepas dari sambungan depan.  

Setelah teknisi datang dan mengganti baut, bus dapat kembali berjalan normal. "Jadi dari investigasi, hal ini semata-mata karena baut patah bukan karena bodi atau ada bagian chassis yang patah," bela Pramudya dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (10/8/2014).

2. Sistem sambungan yang digunakan Inobus ini sudah menggunakan produk paling baik dibanding yang ada sekarang yakni produk dan teknologi dari Jerman merek Hubner, produsen terbesar di dunia untuk sistem artikulasi bus dan kereta api.

3. Kejadian baut yang patah disebabkan karena kekencangan baut dan sudah tidak sesuai dengan torsi. Ada pula sebagian baut yang cacat operasional tapi belum sempat diganti.

"Tapi penyebab utama karena beban operasional yang melebihi desain normal. Beban penumpang sering overload, tidak meratanya struktur jalan dan waktu perawatan harian relatif singkat," jelas Pramudya.

4. Sebenarnya sudah dilakukan antisipasi penggunaan baut spesifikasi tertinggi dan merekomendasikan perawatan harian serta pengecekan detail, misalnya penggantian baut 6 bulan sekali.

5. Bus gandeng produksi dalam negeri telah menggunakan teknologi sistem sambungan atau artikulasi untuk komponen utama lain yang sudah teruji seperti transmisi dari Jerman, pilihan mesin dari Amerika atau Korea.

6. Untuk menghindari kejadian serupa terulang lagi, INKA sangat mendukung rencana Pemerintah Provinsi DKI dan TransJakarta untuk melibatkan produsen atau Agen Pemegang Merek (APM) dalam kontrak pelayanan dan perawatan.

"Jadi produsen bus langsung mendukung operator merawat bus secara periodik khususnya untuk komponen-komponen utama. Operator juga bisa konsentrasi dalam menjalankan bisnisnya," pungkas Pramudya.  

Sekadar informasi, merek Inobus merupakan produk generasi pertama yang diproduksi INKA , produsen bus dan kereta api milik pemerintah pada 2011. Mulai beroperasi penuh di awal 2012 untuk koridor 11 dengan jumlah armada 21 unit. (Fik/Ahm)

Live dan Produksi VOD