Sukses

Kemenhub Segera Lakukan Kajian Ini buat Urai Macet

Perlintasan sebidang ini akan banyak dibangun di wilayah yang terutama pada lokasi memiliki tingkat kemacetan tingkat tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya memperlancar arus kendaraan terutama yang bersilangan dengan jalur kereta api jarak jauh di Pulau Jawa, Kementerian Perhubungan diminta untuk segera mengkaji secara serius pembangunan perlintasan sebidang baik berupa flyover atau underpass.

"Tadi sudah diminta untuk identifikasi segera, terutama teman-temen dari (Kementerian) PU, kemudian dalam rapat beliau, Menko Perekonomian dengan Gubernur Jawa Tengah. Akan diidentifikasi juga berapa yang akan dikerjakan Dinas PU Provinsi, dan Dinas PU Kabupaten/Kota," ujar Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono usai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (11/8/2014).

Menurut dia, perlintasan sebidang ini akan banyak dibangun di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, terutama pada lokasi yang memiliki tingkat kemacetan yang tinggi sehingga diharapkan dengan pembangunan ini bisa mengurangi kepadatan kendaraan tersebut.

"Sebetulnya hampir sama, antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tadi kita fokus Jawa Tengah bukan berarti Jawa Timur tidak ditangani. Terutama akan dimulai dari trafik-trafik yang berat, LHR (lintas harian rata-urata) yang berat, kemudian akan dimulai dari daerah-daerah yang banyak rawan kecelakaan, itu akan difokuskan," lanjut dia.

Bambang mencontohkan, wilayah di Jawa Tengah yang memiliki tingkat kepadatan kendaraan yang tinggi seperti pada Simpang Pejagan.

"Itu pasti, kemudian ada beberapa tempat di mana perpotongan antara jalan besar, LHR tinggi. Itu memang, menuntut adanya suatu efisiensi bergerakan dan keselamatan, kan dua itu utamanya," jelas dia.

Sementara itu, untuk menentukan underpass atau flyover, Bambang mengungkapkan hal tersebut tergantung dari lokasi pembangunannya. Namun untuk wilayah perkotaan biasanya lebih cocok dibangun flyover.

"Tergantung lokasinya, bisa underpass atau flyover. Flyover itu biasanya kalau di tengah kota. Memang kan ada beberapa kajian kota di atas (flyover) ya, contohnya Semarang, kemudian Jakarta, Surabaya, Bandung. Biasanya di perkotaan cenderung naik, tapi tergantung situasinya, bisa flyover, bisa underpass, bisa jalan keretanya yang naik," kata Bambang.

Dia juga mengatakan, rencana pembangunan ini akan dibicarakan kepada presiden terpilih sehingga kedepannya baik anggaran maupun skemanya tidak menjadi masalah.

"Akan ada identifikasi tapi nanti tergantung presiden terpilih, yang jelas nanti ada list hal-hal yang menurut kita harus disegerakan ke depan, akan kita segerakan. Tergantung situasi kondisi geografisnya. Kan itu traffic yang mau dilayani memungkinkan tidak dia naik turun, muka air tanah, itu kan perlu dilihat semua," tandas dia. (Dny/Nrm)