Liputan6.com, Singapura - Bukan hal mudah bagi maskapai penerbangan Malaysia Airlines (MAS) untuk menarik kembali kepercayaan masyarakat setelah dua armadanya dihantam tragedi maut. Demi menyelamatkan bisnis penerbangan yang tengah oleng, MAS terpaksa mengorbankan karir sebagian karyawannya.
Mengutip laman Business Times, Rabu (13/8/2014), maskapai milik negara tersebut menderita banyak kerugian dan kehilangan banyak konsumen usai ditimpa dua kecelakaan maut yang merenggut ratusan nyawa penumpangnya.
Baca Juga
MAS kini berencana memangkas sekitar 15-20 persen tenaga kerjanya guna memangkas biaya operasional yang dapat memulihkan keterpurukan maskapai.
Advertisement
Sejauh ini, MAS yang sebagian besar sahamnya dimiliki Khazanah Nasional tengah berupaya membeli kembali saham yang beredar di publik. Aksi privatisasi kemudian akan dilakukan dan diharapkan dapat membantu proses restrukturisasi utang maskapai tersebut.
Pihak manajemen MAS juga tengah mengaku kesulitan memutuskan karyawan yang dapat bertahan dan harus direlakan pergi.
"Model bisnis baru MAS saat ini dirasa tak akan membutuhkan terlalu banyak karyawan seperti sekarang dan artinya akan ada pengurangan jumlah tenaga kerja," ujar sumber terpercaya yang enggan menyebutkan identitasnya.
Dia menjelaskan, jumlah pegawai yang dipecat dapat mencapai ribuan orang bahkan lebih. Pemberhentian sebagian karyawan diharapkan mampu menjaga MAS tetap mengudara.
"Pegawai yang diberhentikan termasuk sejumlah posisi senior yang telah mengambil serangkaian keputusan buruk dari hari ke hari," tuturnya.
Keputusan melakukan PHK bagi ribuan karyawan tampaknya tak terelakan lagi mengingat jumlah tenaga kerjanya telah membengkak hingga 19.577 jiwa pada akhir 2013). Meski demikian itu tetap akan menjadi keputusan yang menyakitkan.
"Melakukan PHK bukan pekerjaan mudah. Ini merupakan tindakan emosional yang menyangkut kehidupan seseorang. Maskapai akan sangat berhati-hati dalam memtuskan siapa yang akan diberhentikan, diberikan pelatihan dan pensiun," tandas dia. (Sis/Nrm)