Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dalam hasil survei harga properti residensial mencatat pertumbuhan harga properti masih mengalami peningkatan sebesar 7,4 (year on year).
Dari peningkatan tersebut, Manado dan Makasar menjadi dua kota yang memiliki peningkatan harga properti tertinggi pada triwulan II 2014 ini. Dua kota tersebut sama-sama memiliki pertumbuhan di atas 5 persen.
"Kenaikan harga properti di dua kota tersebut terjadi pada rumah tipe besar, di mana hal itu sejalan dengan tumbuhnya perekonomian di wilayah tersebut," kata Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI, Hendy Sulistyowati, saat berbincang dengan wartawan di Gedung Bank Indonesia, Rabu (13/8/2014).
Hendy menganggap, tingginya pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah tersebut cukup tinggi dikarenakan Manado dan Makasar adalah dua kota yang sebagai pintu gerbang pembangunan ekonomi di wilayah timur Indonesia.
Lebih lanjut dijelaskan Hendi kenaikan harga properti diperkirakan akan berlanjut pada triwulan III 2014 sebesar 0,89 persen secara quarter to quarter (qtq) namun melambat dibandingkan triwulan II 2014 sebesar 1,69 persen.
"Kenaikan harga properti di triwulan III nanti tertinggi diperkirakan terjadi di Bandar Lampung perkiraan 5,97 persen dan Batam dengan perkiraan 4,77 persen," tegas Hendi.
Bank Indonesia mencatat, sebagian besar konsumen (73,69 persen) masih memilih KPR sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian rumah, terutama pada rumah tipe kecil.
Sementara itu, tingkat bunga KPR yang diberikan oleh perbankan, khususnya kelompok bank perseroan akan berkisar antara 9 persen - 12 persen. (Yas/Ahm)
Dua Kota Ini Alami Pertumbuhan Harga Properti Tertinggi
Pertumbuhan ekonomi tinggi di Manado dan Makasar membuat kenaikan harga properti terutama harga rumah besar makin mahal.
Advertisement