Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menyatakan, transmigran merupakan orang miskin. Pasalnya, mereka tinggal jauh dari fasilitas yang nyaman.
Jero mengaku pernah mempersiapkan lahan transmigrasi sekitar tahun 1980-an. Lahan tersebut berada di tengah hutan di beberapa wilayah Indonesia.
"Pada tahun 80-an saya bekerja di satu perusahan mempersiapkan proyek persiapan lahan untuk lahan transmigrasi di seluruh Indonesia, dari hutan jadi terkenang saya," kata Jero saat menandatangani kerjasama di Kantor Ditjen P2MKT Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Jero mengatakan, di lahan transmigrasi yang jauh dari peradaban, sangat minim fasilitas. Dari tempat tinggal transmigran ke jalan raya membutuhkan waktu 5 jam untuk mencapai lokasi. Selain itu wilayah tersebut belum memperoleh aliran listrik.
"Waktu itu saya berfikir saya menghayal, kalau pemukiman ini jadi, karena jauh sekali jalan ke jalan raya 5 jam. Saya berfikir kalau belum ada listrik bagaimana hidup dengan baik. Wah ini nanti harus ada pekerjaan besar melistriki pemukiman transmigrasi, sayakan pengusaha saat itu urusan pemerintah mengurusi tempat tinggal rakyatnya," paparnya.
Para transmigran, kata dia, kebanyak berasal dari Jawa dan merupakan orang yang miskin. Hal itu juga dialami kawan-kewannya di Bali yang waktu itu menjadi korban letusan Gunung Agung.
"Sudah jauh dari Jawa,meningalkan tempatnya, orang yang transmigrasi pasti orang susah orang miskin. Yang dari Bali teman-teman saya di sekitar gunung agung habis rumahnya transmigrasi. Jadi orang yang transmigrasi adalah orang miskin," pungkas dia.(Pew/Nrm)
Jero Wacik: Transmigran Itu Orang Miskin
Jero Wacik mengaku pernah mempersiapkan lahan transmigrasi sekitar tahun 1980-an
Advertisement