Liputan6.com, Jakarta - Dana investor asing yang besar masuk ke pasar modal diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Akan tetapi, hal itu tidak berpengaruh karena defisit neraca perdagangan terus membengkak karena nilai tukar rupiah melemah.
Head Global Markets HSBC Indonesia, Ali Setiawan menjelaskan, dana investor asing terus bertambah masuk ke pasar saham dan obligasi setiap tahun. Menurut Ali, dana investor asing yang masuk ke pasar obligasi mencapai Rp 80 triliun. Lalu dana asing yang masuk ke pasar saham sekitar US$ 4,6 miliar.
Baca Juga
"Mereka masuk ke dalam, ingin capturing bisnis dalam negeri yang besar sekali karena potensi besar. Apa yang terjadi? Mereka generate income juga merepatriasi dana yang besar," kata dia di Jakarta, Kamis (14/8/2014).
Advertisement
Oleh karena itu, bila investor asing berbalik arah dapat membuat nilai tukar rupiah melemah. Selain itu, pola rupiah cenderung melemah dapat ditebak terutama saat masa pembagian dividen.
"Kalau tiap tahun emiten pembagian dividen dua kali Juli dan Desember. Lalu Mei sama November rupiah goyang. Setelah Rapat Umum Pemegang Saham, baru beli-belian dolar," lanjutnya.
Ia pun menyimpulkan, meski investor asing semakin besar menanamkan modalnya maka itu tak berpengaruh. Hal itu karena kebutuhan dolar cukup besar dari dalam negeri karena keperluan impor bahan bakar minyak (BBM) dan keperluan income repatriasi. (Amd/Ahm)