Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan saat ini telah mewanti-wanti Presiden baru dengan sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang sudah menghadang di depan mata. Dengan tantangan yang semakin kompleks, Presiden terpilih 2014-2019 harus mampu menjaga pertumbuhan ekonomi ke depan.
"Tantangan ke depan sangat berat. Saya harus katakan dengan situasi geopolitik ini akan berpengaruh kepada geoekonomi kita. Jadi tidak mudah bagi pemerintah mendatang untuk mempercepat kembali proses pertumbuhan ekonomi kita," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung (CT) di Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Prioritas utama, kata dia, pemerintah baru perlu menjaga pertumbuhan ekonomi yang sudah tercapai. CT menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berada di kisaran 5 persen sampai 6 persen pada tahun depan.
Angka tersebut sangat realistis mengingat belum pulihnya kondisi ekonomi global dari krisis serta pengetatan kebijakan moneter dari dalam maupun luar negeri.
"Pertumbuhan ekonomi kalau bisa di atas 5 persen-6 persen, itu sudah bagus pada 2015. Lalu pekerjaan rumah lain mengurangi angka kemiskinan dan menekan angka kesenjangan antara orang kaya dan miskin (gini rasio). Dengan begitu, seluruh rakyat bisa mengecap kesejahteraan yang merata," tukas dia.
Sekedar catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai dengan triwulan II 2014 sebesar 5,12 persen. (Fik/Gdn)
Beratnya Pekerjaan Rumah Presiden Baru
Chairul Tanjung menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berada di kisaran 5 persen sampai 6 persen pada tahun depan.
Advertisement