Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yakin di abad 21 ini, kemajuan ekonomi bukan diukur dari jumlah konglomerat, namun dari jumlah kelas menengah keatas.
"Di abad Ke-21, saya yakin seyakin-yakinnya kemajuan Indonesia bukan diukur dari jumlah konglomerat," kata Susilo dalam pidato nota keuangan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/8/2014).
Menurut Susilo, jika kelas menengah terus membesar menandakan kemiskinan menurun, karena yang masuk menjadi kelas menengah berasal dari golongan miskin yang berjasa mengubah nasibnya.
"Buruh tani yang menjadi pemilik lahan, karyawan yang menjadi menajemen, si miskin yang menjadi pengusaha, pejabat dan dosen," ungkap dia.
Karena itu, Lanjut SBY, kebijakan pembangunan harus terus mendorong pertumbuhan kelas menengah, dengan memudahkan proses bisnis dan menganakemaskan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan membangun infrastruktur serta fasilitas pendidikan dan kesehatan yang memadai dan upaya lainnya.
Ia mengungkapkan, Indonesia kini memiliki kelas menengah yang terbesar di Asia Tenggara. Jumlah kelas menengah Indonesia bertambah sekitar 8 juta orang pertahun.
"Kita harus terus menjaga momentum prositif ini karena secara global revolusi besar yang akan di transformati dan kreatif yang akan dimotori oleh kelas menengah," pungkas dia. (Pew/Nrm)
SBY Yakin Penyebab Kemajuan Ekonomi Abad 21 Bukan Konglomerat
Jika kelas menengah terus membesar menandakan kemiskinan menurun.
Advertisement