Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menilai demokrasi Indonesia masih belum sempurna meski Indonesia sudah merayakan kemerdekaan selama 69 tahun.
Makna ini ia ungkapkan mengingat Indonesia baru benar-benar berdemokrasi sesungguhnya itu dimulai pada 2004, saat diselenggarakannya pemilihan umum.
"Setelah 1997 kita sudah berdemokrasi tetapi masih terpental-pental. Baru relatif tahun 2004 kita punya pemilu yang menghasilkan pemimpin yang bisa memimpin Indonesia selama lima tahun, lalu lima tahun lagi. Jadi cita-cita negara demokrasi hampir tercapai, belum sempurna," kata Dahlan ketika ditemui di kantornya, Minggu (17/8/2014).
Hal itu terus berlanjut dengan kemudian dilangsungkannya pemilu 2014 yang menurut mantan Direktur Utama PT PLN itu berjalan sudah transparan dan dewasa. Kalaupun sampai sekarang masih ada gugatan hasil pemilu oleh salah satu capres hal itu dikatakannya adalah bagian dari demokrasi.
Dahlan berharap presiden yang terpilih dari pemilu 9 Juli 2014 dapat meneruskan jejak Presiden RI saat ini Susilo Bambang Yudhoyono yang berhasil memimpin Indonesia selama dua periode.
"Bukan setuju atau tidak setuju dengan orangnya, tapi demokrasi itu memerlukan kedewasaan yang matang. Nah kalau kita sudah 3 kali pemilu yang langsug dan demokratis bisa berjalan kita berharap demokrasi kita dewasa," paparnya.
Apabila demokrasi itu terus terjaga hal yang masih menjadi pekerjaan rumah pemerintahan selanjutnya adalah bagaimana negara bisa menciptakan kesejahteraan rakyatnya.
"Sekarang sudah berjalan separuhnya, buktinya orang yang tidak lagi miskin itu sudah sekitar hampir separuh dari penduduk Indonesia. Kita selesaikan dan tugas mengatasi separuh yang belum memasuki kelas menengah itu lah tugas ke depan," pungkasnya. (Yas/Ahm)
Peringati HUT RI, Menteri BUMN Sebut Demokrasi RI Belum Sempurna
Menteri BUMN, Dahlan Iskan menyebutkan, Indonesia baru menghasilkan pemimpin yang memimpin Indonesia selama lima tahun baru pada 2004.
Advertisement