Liputan6.com, Jakarta - Sistem seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menggunakan Computer Asissted Test (CAT) ternyata sempat menuai pro dan kontra dari sejumlah pihak, termasuk pejabat negara. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Azwar Abubakar.
Menurut Azwar, sistem tes seleksi CPNS berbasis online ini bertujuan untuk membenahi reformasi birokrasi di Indonesia. Bahkan Azwar bilang, pembuatan sistem tersebut membutuhkan perjuangan panjang.
"Untuk melawan stigma pemerintahan yang korup harus diperbaiki. Makanya dibuat sistem tes CPNS yang bersih. Tapi perlu perjuangan, kerja keras sampai mengorbankan perasaan. Anak sendiri pun kita nggak bisa ikut campur," terang dia.
Azwar mengaku, banyak pejabat negara yang tak mendukung program tersebut. Padahal seleksi dengan sistem CAT jauh lebih transparan, murni dan menghilangkan trauma," papar dia.
Pemerintah, sambungnya, menggandeng 17 perguruan tinggi untuk membuat soal tes dan bekerjasama dengan pihak Ombudsman, dan sebagainya guna menganalisa serta mengamankan kecolongan.
Tes seleksi tersebut, kata Azwar, dapat bermanfaat untuk memperoleh putra putri terbaik bangsa ini sebagai abdi negara. Tujuan lain, mengembalikan kepercayaan pemerintah dan memberi semangat kepada generasi muda agar berjuang demi menyandang status PNS.
"Jadi anak-anak pintar yang tadinya nggak bisa masuk PNS kalau nggak punya koneksi, sekarang punya kesempatan. Kalaupun nggak lolos, dia nggak merasa tertipu karena nggak pakai bayar. Sehingga Indonesia bisa berubah dari semua aspek serta meningkatkan daya saing bangsa," pungkas dia. (Fik/Ahm)
Menpan Sebut Bikin Sistem Tes CAT CPNS Butuh Perjuangan
"Untuk melawan stigma pemerintahan yang korup harus diperbaiki. Makanya dibuat sistem tes CPNS yang bersih," ujar Menpan RB, Azwar Abubakar.
Advertisement