Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) menyatakan, kemiskinan akan menjadi tantangan berat bagi negara-negara di kawasan Asia dan Pasifik dalam beberapa dasawarsa ke depan. Oleh karena itu, ADB melihat bahwa perlu adanya upaya mengatasinya yang lebih fokus dan mendalam.
Principal Economist, ADB, Guanghua Wan mengatakan, pesatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik telah meningkatkan taraf kehidupan secara drastis.
Kemiskinan ekstrim, yang diukur sebagai pendapatan atau pengeluaran kurang dari US$ 1,25 per orang per hari menurut paritas daya beli 2005, diprediksi akan turun ke 1,4 persen pada 2030.
"Jika tren saat ini berlanjut. Tingkat kemiskinan di bawah 3 persen dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan memberantas kemiskinan," kata Wan, di Jakarta, Kamis (21/8/2014).
Namun dalam laporan Key Indicator 2014 menyatakan, tolok ukur US$ 1,25 per orang per hari tersebut belum sepenuhnya memberikan gambaran lengkap mengenai kemiskinan ekstrim karena jumlah tersebut tidak cukup untuk mempertahankan kesejahteraan minimum di beberapa negara-negara yang termasuk dalam kawasan Asia Pasifik.
"Laporan ini juga menunjukkan perlunya suatu pemahaman kemiskinan yang lebih menyeluruh untuk dapat membantu para pengambil kebijakan mengembangkan pendekatan yang efektif agar bisa menjawab tantangan berat ini," ungkapnya.
Menurutnya terdapat tiga elemen tambahan yang perlu dipertimbangkan dalam gambaran kemiskinan, yaitu biaya konsumsi secara khusus bagi kelompor miskin Asia, biaya pangan yang naik cepat dari harga secara umum dan kerentanan terhadap bencana alam, perubahan iklim, krisis ekonomi dan guncangan lainnya.
Dengan memasukan elemen-elemen tersebut dalam kajian kemiskinan, laporan baru ini menunjukkan berubahnya gambaran kemiskinan di Kawasan Asia dan Pasifik. (Pew/Gdn)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Kemiskinan Jadi Tantangan Berat Kawasan Asia Pasifik
Tolok ukur US$ 1,25 per orang per hari belum sepenuhnya memberikan gambaran lengkap mengenai kemiskinan ekstrim.
Advertisement