Liputan6.com, Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) menjatuhkan putusannya dengan menolak seluruh gugatan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa atas hasil pemilihan presiden pada 9 Juli lalu. Keputusan tersebut menegaskan kemenangan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai presiden terpilih yang akan dilantik pada Oktober 2014.
Kepala Riset PT MNC Securties Edwin Sebayang mengatakan, efek dari pemenangan tersebut tak akan bertahan lama. Dia mengatakan, Jokowi effect hanya akan bertahan selama 1-2 hari.
"Setelah sehari sampai dua hari orang akan sadar dan berpikir logis," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Lebih lanjut, dia mengatakan, ada kemungkinan indeks saham akan kembali berputar arah karena minimnya sentimen pendorong laju indeks harga saham gabungan (IHSG).
Ada beberapa hal yang menjadi catatan. Kata dia, karena meredanya tensi geopolitik Rusia-Ukraina yang telah direspons pasar.
Lalu, data keuangan RI yang tidak begitu menggembirakan. Ditambah data kinerja para emiten yang juga tak terlalu mulus. "Pertumbuhan laba bersih rata-rata hanya 14,3 persen," lanjut dia.
Tak hanya itu, faktor penghambat juga muncul dari valuasi saham yang selama ini relatif masih mahal. Sehingga yang terjadi para investor enggan untuk melakukan borong saham.
"Karena gini secara valuasi relatif mahal. Sehingga investor dia tahu. Tidak akan mengambil besar. Sewaktu akan pembalikan arah. Mereka ambil seleksi buying," tutup dia.
Pada penutupan perdagangan saham kemarin (22/8/2014) IHSG tergelincir 7,24 poin atau 0,14 persen ke level 5198,89. Indeks saham LQ45 turun 2,84 poin atau 0,32 persen ke level 886,83. (Amd/Ndw)