Sukses

Data Ekonomi AS Bikin Harga Emas Makin Murah Pekan Ini

Nilai tukar dolar yang semakin menguat dapat menekan harga emas mengingat logam mulia tersebut sangat dipengaruhi pergerakan dolar.

Liputan6.com, New York - Rilis sejumlah data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan sinyal dari Bank Sentral AS (The Fed) akan meningkatkan suku bunganya tahun depan diprediksi dapat menekan harga emas. Sebagian besar partisipan survei mingguan bertajuk Kitco News Gold Survey memprediksi harga emas akan terus melemah pekan ini.

Mengutip laman Forbes, Senin (25/8/2014), sebanyak 12 dari 23 partisipan memprediksi harga emas akan semakin murah pekan ini. Sebaliknya sebanyak delapan responden menilai harga emas akan naik dan tiga lainnya melihat pergerakan yang stagnan.

Pekan lalu, jumlah partisipan yang menilai adanya kenaikan dan penurunan harga tercatat sama. Faktanya, harga emas turun sebesar US$ 27 selama sepekan di divisi COMEX New York Merchantile Exchange.

Para partisipan terdiri dari para pedagang, pialang emas, bank investasi, dan sejumlah analis pergerakan teknis harga emas.

Para partisipan yang menilai penurunan harga emas mengatakan, harga emas akan melemah pekan ini dan merupakan bentuk penyesuaian harga di akhir Agustus.

Kepala Heritage West Financial, Ralph Preston mengatakan, harga-harga emas akan terus merosot pekan ini.

“Dari momentum dan pergerakan teknisnya, harga emas akan merosot dan melewati poin resisten terendahnya dan merosot," ungkap Preston.

Alasan lain yang menekan harga emas adalah penguatan nilai tukar dolar AS. Nilai tukar dolar yang semakin menguat dapat menekan harga emas mengingat logam mulia tersebut sangat dipengaruhi pergerakan dolar. Jadi keduanya selalu saling mempengaruhi.

Sementara analis lain menilai harga emas akan berbalik menguat mengikuti tren sepanjang tahun ini.

Analis Pasar Senior di CMC Markets, Colin Cieszynski mengakui adanya penurunan harga emas pekan lalu dan masih akan berpengaruh hingga pekan ini.

“Aksi jual pekan lalu dipengaruhi penguatan dolar akibat pengumuman The Fed, dengan risiko yang lebih besar di pasar saham mengingat The Fed akan menaikkan suku bunganya. Terlebih lagi, kegaduhan konflik politik juga belum sepenuhnya mereda" tandasnya. (Sis/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!