Sukses

Kenaikan Harga BBM Tunggu Pertemuan SBY dengan Jokowi

Penghapusan subsidi penting karena hampir 70 persen subsidi BBM malah dinikmati warga menengah ke atas.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II bersikeras untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebelum bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik mengatakan, pemerintah yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan pembicaraan dengan pemerintahan baru. Salah satu poin yang dibicarakan adalah BBM bersubsidi.

Namun, Jero belum bisa memastikan apakah setelah pertemuan tersebut harga BBM subsidi akan dinaikan atau tidak.

"Belum tahu, itu kan tidak bisa dengan wawancara begini, harus pembahasan serius. Sekarang ada Pemerintahan SBY yang tinggal dua bulan dan ada pemerintahan baru, ini kan harus berpikir untuk negeri bersama-sama," Jero, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2014).

"Tidak bisa ngomong begitu dinaikin sekarang. Tunggu presiden lama sama presiden baru berkomunikasi dulu. Nanti tergantung hasil pembicaraan beliau," imbuhnya.

Presiden terpilih Joko Widodo mengaku memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) dalam pemerintahannya mendatang. Tapi dari sekian banyak PR itu, satu yang akan difokuskan yakni menghapus beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang jumlahnya mencapai Rp 300 triliun.

Menurut Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi, penghapusan subsidi penting karena hampir 70 persen subsidi BBM malah dinikmati warga menengah ke atas. Inilah yang menjadi salah satu alasan Jokowi untuk menghitung ulang besaran subsidi tersebut.

"Semuanya dalam kalkulasi. Yang jelas ruang fiskal yang ada tak memungkinkan kita membangun secara cepat. Jadi kita harus tahu subsidi BBM itu dinikmati 70 persen yang memakai mobil," tutup Jokowi. (Pew/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

Video Terkini