Liputan6.com, Jakarta Pengusaha semen mulai mengeluhkan upaya pemerintah dan PT Pertamina (Persero) menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mulai dari pembatasan sampai pemangkasan kuota harian di SPBU. Pasalnya langkah tersebut akan berimbas terhadap operasional perusahaan.
Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), Dwi Soetjipto mengaku, ekspeditur mulai mengalami kesulitan dalam mencari bahan bakar karena terjadinya pengurangan kuota yang diberikan Pertamina.
Baca Juga
"Yang jelas para ekspeditur kesulitan untuk mencari bahan bakar. Sekarang sih belum, tapi saya kira akan mengancam kalau solar di lapangan tidak ada," terang dia usai Seminar Mendorong BUMN Go Internasional, Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Advertisement
Meski begitu, kata Dwi, pihaknya dan ekspeditur sudah menandatangani kontrak untuk menggunakan BBM jenis solar non subsidi. Harga keekonomian solar non subsidi Rp 12.400 per liter, sementara solar subsidi dijual Rp 5.500 per liter.
"Kami sudah lama mengkalkulasikan dengan ekspeditur dalam kontrak untuk menggunakan solar non subsidi," kata dia.
Dwi berharap kepada pemerintahan baru agar membenahi regulasi dan pengamanan investasi di luar negeri. "Negara-negara maju punya regulasi untuk mengamankan investasi di luar negeri, kita pun harus punya. Sehingga dapat memperkuat daya saing dan go internasional," pungkas dia. (Fik/Ndw)