Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik meminta masyarakat tidak menganggap antrean panjang di Stasiun Pengusuan Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai tanda kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Jangan katakan langka," kata dia usai pengesahan Undang-Undang Panas Bumi di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Selasa (26/8/2014).
Dia melanjutkan, Pemerintah terpaksa mengurangi pasokan BBM Bersubsidi di beberapa SPBU untuk mengamankan kuota BBM Bersubsidi.
"Kuota BBM itu dibatasi 46 juta kiloliter (kl) padahal perkirakan awal di 48 juta kl. Tapi karena kami harus sepakat 46 juta kl, kita fight untuk 46 itu jadi mengamankan 2 juta itu." ungkapnya.
Jika kuota 2 juta kl tersebut tidak diamankan, maka kemungkinan besar BBM bersubsidi akan habis pada pertengahan Oktober untuk solar dan pertengahan Desember untuk Premium.
Menurut Jero, sebenarnya tidak ada kelangkaan BBM. Pasalnya, di SPBU saat ini masih banyak BBM non subsidi. Dengan masih adanya BBM non subsidi tersebut, menurutnya kurang tepat jika BBM dikatakan langka.
"Kalau langka kan dua-duanya tidak ada. Maka saya bilang sama Pertamina untuk gelontorkan yang non subsdi banyak-banyak. Hitung yang benar sehingga kuotanya cukup. Ini kan niat baik, jadi coba jelaskan jangan bicara langka, karena kalau langka artinya tidak ada," tuturnya.
Untuk menjaga kuota BBM Jero menghimbau kepada masyarakat untuk memakai BBM non subsidi, terlebih untuk pengguna mobil. "Punya mobil mampulah beli Pertamax, jangan ikut rebutan yang subsidi lah," tutup Jero. (Amd/Gdn)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Jero Wacik: Masih Ada Pertamax, Jangan Katakan BBM Langka
Untuk menjaga kuota BBM Jero Wacik menghimbau kepada masyarakat untuk memakai BBM non subsidi
Advertisement