Sukses

Perilaku Konsumen RI yang Bikin BBM Subsidi Cepat Habis

Masyarakat golongan mampu rela mengantre panjang demi mendapatkan premium yang harganya lebih murah Rp 6.000 per liter dibanding pertamax.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memprediksi kuota BBM subsidi jenis premium dan solar tidak mencukupi hingga akhir tahun.  Alokasi premium akan habis pada 20 Desember 2014 dan solar 5-6 Desember 2014.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menyebutkan perilaku konsumen Indonesia yang enggan membeli BBM non subsidi seperti pertamax Cs menjadi salah satu faktor yang membuat BBM subsidi cepat habis.

Bahkan masyarakat yang tergolong mampu rela mengantre panjang demi mendapatkan premium yang harganya lebih murah Rp 6.000 per liter dibanding pertamax.

"Yang pakai mobil bagus dan mahal secara ekonomi mampu ikut ngantre. Padahal di sebelahnya ada BBM PSO (subsidi). Solar juga demikian Rp 5.500 versus 12.500, bedanya sampai Rp 7.000 per liter. Ini bikin mereka tidak mau beralih ke PSO," tutur Hanung di Jakarta Rabu (27/8/2014).

Pertamina juga memiliki tanggung jawab agar kuota BBM subsidi bisa sesuai dengan alokasi yang ditetapkan pemerintah di Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014. Untuk itu, mulai 18 Agustus 2014, Pertamina melakukan kebijakan pengkitiran penyaluran BBM subsidi.

Akibat berkurangnya pasokan BBM subsidi membuat masyarakat panik. Mereka lalu melakukan aksi borong BBM bersubsidi, ditambah adanya isu kenaikan harga BBM subsidi. Perilaku panic buying ini membuat BBM subsidi di lapangan semakin langka.

"Panic buying karena biasanya dipasok normal, lalu habisnya (BBM subsidi di SPBU) makin siang, makin pagi dan memiliki efek berantai," tutur dia.

Melihat kondisi ini, pemerintah tidak tinggal diam. Pemerintah lalu meminta Pertamina untuk menghentikan pengkitiran dan menormalkan pasokan BBM subsidi ke masyarakat.  (Pew/Ndw)

Video Terkini