Sukses

Dibanding Premium, Solar Lebih Rawan Diselewengkan

Tidak ada mesin yang menggunakan premium kecuali mesin pompa yang digunakan untuk budidaya perikanan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan, Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis solar lebih riskan disalahgunakan ketimbang BBM bersubsidi jenis premium.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya mengatakan, solar lebih berpotensi disalahgunakan karena Pemerintah telah melakukan pelarangan penggunaan solar untuk industri dan kapal laut.

"Solar kami sinyalir ada potensi penyimpangan, solar bisa digunakan oleh mesin industri," kata Hanung, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (27/8/2014).

Selain itu, kuota solar saat ini juga telah mengalami pengurangan. Dalam Anggran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014, kuota solar sebesar  43.207  kiloliter (kl) per hari, sedangkan dalam APBN Perubahan sebesar 41.452 kl per hari.

Sedangkan untuk premium tidak terlalu mengkhawatirkan. Pasalnya, tidak ada mesin yang menggunakan premium kecuali mesin pompa yang digunakan untuk budidaya perikanan.

Namun untuk mesin tersebut, pembeli BBM bersubsidi harus terdaftar dan menyerahkan izin dari Pemerintah Daerah.

"Kebutuhan premium ini rill bisa dibilang tidak ada penyimpangan, kalau ada itu adalah untuk kebutuhan budidaya perikanan, pada saat kemarau banyak tambak menggunakan pompa air yang bahan bakarnya menggunakan premium," pungkasnya. (Pew/Gdn)