Sukses

Stop Impor, RI Butuh 10 Pabrik Gula Baru

Tingginya impor gula telah menjadikan industri gula dalam negeri menjadi loyo.

Liputan6.com, Jakarta - Tingginya impor gula telah menjadikan industri gula dalam negeri menjadi loyo. Hal itu disebabkan harga gula impor lebih murah daripada gula lokal.

PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) kini tengah membuat pabrik gula modern di Banyuwangi yang memiliki kapasitas mencapai 6.000 ton tebu perhari (tth) dengan tujuan mengurangi importasi gula.

Namun begitu, pabrik gula yang dinamakan Glenmore tersebut tidak akan mampu mengurangi signifikan jumlah impor gula yang mencapai 2 juta tth.

"Ini masih belum seberapa, impor kita saja masih tinggi. Tapi ini bagian dari upaya kita, kalau mau tidak impor indonesia butuh paling tidak 10 pabrik gula lagi yang kapasitasnya sama seperti Glenmore," kata Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (27/8/2014).

Pabrik gula Glenmore tersebut nantinya akan menghasilkan gula kualitas tinggi mengingat pabrik tersebut diklaim merupakan pabrik paling modern di Indonesia.

Tidak hanya itu, Harga Pokok Penjualan (HPP) yang akan dihasilkan pabrik tersebut mampu dibandrol seharga Rp 5500 per kilogramnya (kg), dimana harga itu jauh di bawah harga gula rafinasi.

"Gula rafinasi itu landing di Indonesia harganya Rp 7.500 per kg, jadi kalaupun itu kita tidak akan takut kalah saing dengan rafinasi," katanya.

Seperti diketahui, pabrik gula terpadu Glenmore awalnya diprakarsai konsorsium PTPN XII, PTPN III, PTPN XI. Konsorsium ini dibentuk berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S.684/MBU/2012 tanggal 28 November. (Yas/Ndw)

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!