Liputan6.com, Jakarta - Tingkat kepadatan yang tinggi dan tidak meratanya kesejahteraan masyarakat di kota-kota besar menimbulkan banyak masalah sosial. Salah satu masalah sosial tersebut yaitu tawuran antar warga dan anak sekolah.
Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla mengatakan, rawan terjadinya tindak kekerasan di masyarakat seperti tawuran ini merupakan dampak dari tidak adanya ruang gerak bagi masyarakat di kota besar untuk mengekspesikan diri dan bermain.
"Orang-orang Jakarta sering tawuran karena mereka tak memiliki lahan bermain. Dengan memiliki atap rumah yang terbuat dari seng menyebabkan hawa di rumahnya jadi panas, sehingga mereka gampang marah dan lempar sana-lempar sini," ujarnya di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Advertisement
Selain menjadi pemicu kekerasan, kurangnya area yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berinteraksi menyebabkan bidang olahraga Indonesia tidak bisa maju terutama untuk sepakbola.
"Kita tidak pernah menjadi juara sepakbola, karena tidak ada tempat untuk berlari. Karena dari 90 menit itu (waktu permainan sepakbola), 80 menit untuk berlari. Kita kekurangan tempat itu," lanjutnya.
Sementara itu, pembangunan di wilayah perkotaan juga dinilai masih semrawut dan tidak tertata dengan baik. Hal ini terbukti dengan makin banyaknya pusat perbelanjaan yang berdiri dan kurangnya pembangunan hunian murah yang bertingkat ke atas seperti rumah susun.
Hal ini masyarakat yang kurang mampu harus tinggal di wilayah pinggiran kota dan jauh dari tempatnya bekerja.
"Kalau di luar negeri, orang mampu tinggal pinggiran kota, dan yang kurang mampu di dalam kota yang dekat dengan tempatnya bekerja. Di Indonesia ini terbalik. Akibatnya mereka (masyarakat perpenghasilan rendah) gajinya habis hanya untuk transportasi, terjadi kemacetan, kehidupan tidak menentramkan," tandasnya. (Dny/Ndw)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!