Sukses

Ini Cerita Ekonom Soal Java Jazz yang Hampir Dikuasai Singapura

Peter F Gontha adalah pencetus Java Jazz Festival sejak 2005.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Institute for Developmet of Economics and Finance (INDEF), Didiek J Rachbini menguraikan cerita menarik terkait produk kreativitas putra Indonesia yang terancam diambil alih Singapura, yakni Java Jazz Festival. Sebuah event musik tahunan yang banyak menarik wisatawan asing karena menyajikan sejumlah musisi Jazz papan atas lokal maupun luar negeri.

Didiek mengatakan, Peter F Gontha adalah pencetus Java Jazz Festival sejak 2005. Pengusaha sukses itu berhasil memperkenalkan ajang tersebut kepada masyarakat Indonesia dan dunia. Tercatat sedikitnya 20 ribu orang berduyun-duyun datang ke Indonesia menikmati sajian musik Jazz pada tahun-tahun pertama.

Pamor Java Jazz Festival kini naik daun, karena mampu menjaring pengunjung lebih dari 130 ribu orang dan meningkat setiap tahun. "Makanya saya menjuluki Peter Gontha sebagai Menteri Pariwisata non struktural," ungkap Didiek di acara Refleksi Tiga Tahun Pelaksanaan MP3EI di Jakarta, Kamis (4/9/2014).

Setelah berjalan 9 tahun, lanjut dia, Java Jazz Festival terancam bakal dikuasai Singapura karena urusan bisnis. Jika itu sampai terjadi, Didiek bilang, penyelenggaraan perhelatan tersebut tak akan lagi berlangsung di Indonesia melainkan di negeri Singapura.

"Sekarang mau diambil Singapura karena ada kerjasama bisnis. Jika diselenggarakan di Singapura, maka orang-orang di seluruh dunia akan datang ke sana, bukan ke Indonesia lagi. Ini harus dicegah," paparnya.

Namun dilema berkecamuk. Pasalnya kata dia, apabila pemerintah masuk dalam persoalan ini, bisa dianggap sebagai intervensi. "Tapi jika tidak turun tangan, maka Java Jazz bisa diambil oleh Singapura," terang dia.

Cerita lain, Didiek menjelaskan, Indonesia pun kalah ketika runway Lapangan Udara (Lanud) Batam dipotong oleh pihak Singapura. Padahal saat itu bisa berpotensi untuk menjalin kerjasama kontrak dengan Jerman.

"(Runway) Lanud Batam dipanjangkan Habibie supaya bisa menarik pesawat dari Jerman. Itupun untuk menyaingi Singapura, tapi ternyata dipotong. Kita banyak kalah dalam kreativitas dengan Singapura," pungkas Didiek. (Fik/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!