Liputan6.com, Jakarta - Kalangan pengusaha menilai usulan untuk menjual pesawat kepresidenan yang dilontarkan oleh Politisi PDI-Perjuangan Maurarar Sirait hanya semacam manuver politik saja.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi mengatakan bahwa penjualan pesawat kepresidenan tidak akan mampu mengatasi masalah defisit Anggran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Itu hanya Statement politik saja, tidak akan menyelesaikan persoalan. Sekarang kita punya defisit Rp 300 triliun, jual pesawat paling hanya berapa ratus miliar, itu hanya kata-kata politik saja," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (5/9/2014).
Menurut Sofjan, jika pesawat ini tidak selalu digunakan oleh presiden karena intensitas perjalanan presiden yang tidak terlalu besar, maka pesawat tersebut masih bisa dimanfaatkan oleh wakil presiden atau pejabat setingkat menteri untuk kebutuhan yang mendesak sehingga tidak perlu dijual.
"Kan bisa dipakai juga oleh wakil presiden, menteri untuk hal-hal yang urgent. Harus dihitung bagaimana mengefisiensikan pesawat itu supaya tidak hanya diam dihanggar saja," katanya.
Bahkan jika pemerintah berani, pesawat ini bisa disewakan untuk hal-hal yang bersifat kenegaraan sehingga biaya perawat pesawat bisa diambil dari pendapatan tersebut.
"Bisa disewakan ke aparat negara. Karena pesawat kepresidenan ini selain diperlukan, kalau tidak dipakai presiden bisa disewakan. Seperti pesawat pribadi kan itu juga disewakan, secara ekonomi bisa lebih visible," tandasnya. (Dny/Gdn)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Daripada Dijual, Pesawat Kepresidenan Lebih Baik Disewakan
Penjualan pesawat kepresidenan tidak akan mampu mengatasi masalah defisit Anggran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Advertisement