Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencermati risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NLP) empat sektor yang terus membumbung tinggi pada tahun ini. Keempat sektor tersebut adalah sektor konstruksi, sektor pertambangan, sektor perdagangan, dan sektor jasa sosial.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah menjelaskan, jika dilihat secara keseluruhan, angka NPL industri perbankan nasional masih dalam batas aman. "Sampai akhir Juli 2014, NPL industri perbankan berada di level 2,24 persen, jauh di bawah batas aman 5 persen," jelasnya seperti tertulis dalam keterangan tertulis, Jumat (12/9/2014).
Namun meskipun cukup aman, ada 4 sektor yang harus diwaspadai. Pasalnya, NPL empat sektor tersebut mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Empat sektor tersebut adalah konstruksi, pertambangan, perdagangan, dan jasa sosial.
Pada Juli 2014, menurut catatan BI, NPL sektor konstruksi tercatat sebesar 4,43 ersen atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 4,24 persen. Pada sektor pertambangan, NPL tercatat sebesar 3,09 persen, naik jika dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,49 persen.
Adapun sektor perdagangan mencatatkan NPL sebesar 3,06 persen, sedangkan pada bulan sebeumnya berada di level 2,92. Untuk sektor jasa sosial sebesar 2,96 persen, naik jika dibanding dengan bulan sebelumnya yang tercatat 2,48 persen.
Selain mencermati rasio kenaikan NPL, BI juga mengembangkan indikator yang didasarkan pada data historis untuk melihat potensi perpindahan kualitas kredit yang tergolong lancar menjadi kurang lancar ataupun macet.
Berdasarkan indikator tersebut dan perkembangan terkini, terdapat 3 sektor yang perlu diperhatikan yakni sektor konstruksi, pertambangan, dan perdagangan. (Yas/Gdn)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
BI Waspadai Kredit Macet Sektor Konstruksi
BI melihat bahwa kredit macet sektor pertambangan, sektor perdagangan, dan sektor jasa sosial terus membumbung.
Advertisement