Sukses

Pria Ini Nyaris Jadi Bos Google, Yahoo, dan Apple

Pria ini nyaris menjadi CEO di tiga perusahaan teknologi rasasa dunia, Google, Yahoo, dan Apple. Sayangnya, itu semua tak pernah terwujud.

Liputan6.com, New York - Bagaimana rasanya melewatkan peluang-peluang besar dan menggiurkan selama menjalani karir seumur hidup? Joe Costello tampaknya orang yang tepat dan bisa menggambarkan perasaan kehilangan banyak peluang besar dalam karirnya.

Mengutip laman Business Insider, Senin (15/9/2014), pria tersebut nyaris menjadi CEO tiga perusahaan teknologi raksasa dunia, Google, Yahoo, dan Apple. Sayangnya, itu semua tak pernah terwujud hingga saat ini.

Tak banyak memang orang yang memiliki jenis pengalaman seperti yang dialami Costello. Sebelum menjadi CEO Enlighted, dia merupakan sosok yang diperhitungkan di dunia teknologi.

Dia pernah menjadi CEO Cadence Design Systems, perusahaan rancangan dan rekayasa perangkat lunak selama hampir 10 tahun hingga 1997. Dia kini menjadi pimpinan perusahaan besar dengan lebih dari 5.700 karyawan dan kapitalisasi pasar senilai US$ 5 miliar.

Siapa sangka sebelum menjadi bos perusahaan besar tersebut, dia nyaris menduduki kursi pimpinan tertinggi di tiga perusahaan teknologi raksasa.

Setelah dia keluar dari Cadence pada 1997, CEO Apple saat itu Steve Jobs memanggilnya untuk sebuah wawancara. Keduanya berbincang selama beberapa jam.

Tapi percakapan itu justru membuat Jobs sadar bahwa Costello ingin menjadi CEO Apple selamanya. Costello akhirnya melewatkan kesempatan tersebut dan gagal menjadi bos Apple.

Setelah itu, Costello bergabung dengan perusahaan di bidang pendidikan Knowledge Universe yang disokong Michael Milken dan Larry Ellison. Sayangnya, itu tak berlangsung lama, dia keluar setelah tiga bulan karena masalah di bidang manajemen.

Pada 2000, pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin mewawancara Costello untuk menjadi CEO Google. Sayangnya, Costello gagal terpilih dan terpaksa membiarkan Eric Schmidt memimpin Google saat itu.

Tak terlalu terpuruk mengingat saat itu Costello telah setuju untuk bergabung dengan perusahaan lain Think3 dan telah terlibat jauh dalam pendanaan usaha tersebut.

"Google merupakan perusahaan yang keren, tapi saya telah membuat kesepakatan dengan perusahaan lain, dan saya harus menghargai komitmen itu," kaanya.

Beberapa tahun kemudian, Costello kembali mendapat peluang emas di perusahaan teknologi besar. Kali ini Yahoo yang mewawancarainya untuk menjadi CEO di perusahaan tersebut.

Saat itu dia diwawancara Jerry Yang dan Mike Moritz. Tapi saat itu Yahoo tengah membuat pergeseran menjadi perusahaan media dan memutuskan untuk memilih bergabung dengan Warner Brother milik Terry Semel.

Kala ditanya apakah dia menyesali seluruh pengalamannya, Costello dengan ringan menjawab tidak. "Kenapa? Karena ini bukan keputusan yang harus saya sesali. Jika Anda membuat komitmen dengan seseorang, maka patuhi," tegasnya. (Sis/Nrm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

 

Â