Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta memandang penyaluran gas menggunakan pipa lebih murah jika harus menggunakan tabung. Oleh sebab itu, ia berencana untuk mengaliri rumah susun (rusun) dengan gas yang dialirkan dengan pipa.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan penggunaan pipa gas di rusun dan pemukiman warga merupakan cara yang efektif untuk sumber energi dibanding dengan menggunakan tabung gas.
Apalagi, mulai 10 September 2014 kemarin, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas Elpiji ukuran 12 kilogram (kg) dengan nilai senilai Rp 1.500 per kilogram (kg), atau Rp 18 ribu per tabung.
"Jadi kalo masyarakat kita pake pipa gas, bisa hemat setengahnya," ujarnya di Balaikota Jakarta, Senin (15/9/2014).
Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, sebenarnya bukan harga gas yang naik karena gas yang digunakan selama ini adalah produksi dalam negeri. Melainkan harga tabungnya yang diimpor dari luar negeri. Padahal, kemampuan ekonomi masyarakat di Indonesia tak seluruhnya mampu mengimbangi kenaikan harga tabung gas Elpiji itu.
Untuk itu, Ahok mengimbau agar masyarakat mematuhi arahan Pemprov DKI agar pipa gas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) dialirkan ke perumahan warga.
"Kalau pakai pipa, orang-orang miskin tidak perlu pake tabung gas. Karena mahal. Kami akan tugaskan dinas energi agar semua rusun disambungkan pipa gas," paparnya.
Ahok menjamin pipa gas yang dialirkan ke rumah warga tidak berbahaya, karena beberapa rusun dan area perumahan warga telah dialiri pipa gas selama puluhan tahun.
"Itu kan ada standar. Kalau kamu bilang bahaya, semua Jakarta ada pipa gas lho. Lebih mengerikan," tandasnya. (Andi Muttya Keteng/Gdn)
Ahok Nilai Pipa Gas Lebih Hemat Daripada Tabung Elpiji
Ahok menjamin pipa gas yang dialirkan ke rumah warga tidak berbahaya, karena beberapa rusun dan area perumahan warga telah dialiri pipa gas.
Advertisement