Liputan6.com, Jakarta - Pembangkit listrik bertenaga limbah sawit cair berkapasitas 1 Mega Watt resmi beroperasi di Desa Rantau Sakti Kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu Propinsi Riau pada Selasa (16/9/2014) ini. Pembangkit ini menjadi pilot project Pemanfaatan Limbah Cair Sawit (POME)sebagai sumber energi.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo , menjelaskan pemerintah telah menyediakan regulasi dan insentif yang cukup agar energi terbarukan dapat berkembang secara cepat, antara lain termasuk feed in tariff.
"Kementerian ESDM sedang memfinalisasi revisi kebijakan harga untuk biomassa agar dapat mempercepat implementasinya secara masif," kata Susilo, seperti yang dikutip di Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Menurut Susilo, proyek percontohan (pilot project) PLT Biogas ini, mempunyai kapasitas terpasang sebesar 1 MW yang digunakan untuk mengalirkan listrik kepada 1.050 keluarga.
Baca Juga
Kelebihan PLT Biogas berbasis limbah cair sawit antara lain, siap beroperasi secara stabil selama 24 jam, tidak dipengaruhi faktor cuaca, ramah lingkungan, serta listrik yang dihasilkan relatif murah dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis BBM (genset diesel atau PLTD).
Pemanfaatan limbah biomassa menjadi energi dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Potensi biomassa saat ini sebesar 32.654 MW dan baru dikembangkan sebesar 1.716,5 MW.
Advertisement
Pengembangan pembangkit listrik berbasis bioenergi (biomassa, biogas, dan sampah kota) yang telah tersambung pada jaringan listrik (on-grid) sampai dengan tahun 2013 mencapai sekitar 90,5 MW, sedangkan yang tidak tersambung jaringan (off-grid) sekitar 1.626 MW. Pada tahun 2014, PLT bioenergi ditargetkan sebesar 56 MW dapat terhubung ke jaringan PLN.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana mengungkapkan proyek ini dibangun sejak 2013 dengan menggunakan dana APBN KESDM dengan nilai kontrak sebesar Rp 28 miliar dan merupakan kerjasama antara pemerintah pusat melalui Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hulu Riau dan pihak swasta Pabrik Kelapa Sawit PT Arya Rama Prakarsa.
Adapun peran masing-masing antara lain KESDM mengalokasikan dana APBN untuk pembangunan PLT Biogas, Pemda Rokan Hulu menyediakan jaringan listrik kepada masyarakat, PT Arya Rama Prakarsa mengalokasikan limbah cair sawit dari pabrik tersebut untuk bahan baku, Masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa bertugas melakukan operasi serta perniagaan listrik kepada penerima manfaat. Badan Usaha Milik Desa ditunjuk oleh Pemda Rokan Hulu.
"Kementerian ESDM mendorong Pemda dan pihak swasta dapat melakukan kegiatan serupa dan mereplikasi model kerjasama ini di lokasi lainnya," tutur dia.
Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang tepat untuk penyediaan listrik masa depan, dan akan meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pemanfaatan limbah biomassa yang tersebar di seluruh Propinsi di Indonesia melalui Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biogas berbasis limbah cair sawit menjadi solusi bagi daerah-daerah yang tidak memungkinkan untuk ditarik jaringan listrik PLN dan sampai saat ini belum mendapat akses listrik PLN.
Pembangunan PLT Biogas bermula pada tahun 2012 dari surat usulan pemerintah kabupaten Rokan Hulu perihal permohonan pembangunan pembangkit listrik tenaga biogas berbasis limbah cair sawit yang ditujukan kepada Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
Selanjutnya, dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui kelayakan lokasi sebelum dilakukan pembangunan PLT biogas. Setelah lokasi dinyatakan kelayakannya, dilakukan kesepakatan antara Ditjen EBTKE dan Pemda Rokan Hulu melalui MoU.
Untuk menjamin tersedianya cadangan limbah cair sawit untuk pembangkit listrik ini,Pemda Rokan Hulu telah melakukan kesepakatan dengan pabrik kelapa sawit PT Arya Rama Prakarsa. (Pew/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!