Liputan6.com, Jakarta - Investor Summit menjadi ajang tahunan yang selalu ditunggu-tunggu para investor pasar modal untuk berinteraksi dengan regulator maupun perusahaan terbuka (emiten). Dalam kesempatan ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan enam agenda penting yang tengah diupayakan guna mendorong pertumbuhan sektor jasa keuangan di Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad menyebut, agenda pertama, pihaknya akan mempercepat regulasi untuk mendorong perkembangan produk dan jasa keuangan, baik di perbankan maupun non bank.
Baca Juga
"Agenda kedua, pengembangan akses pasar di seluruh sektor jasa keuangan supaya penertrasi produk jasa keuangan dan pasar modal dapat bergerak meluas," ungkap dia dalam acara Investor Summit and Capital Market Expo 2014 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (17/9/2014).
Advertisement
Muliaman menambahkan, agenda ketiga mencakup pengembangan sumber daya manusia (SDM). Memberikan pemahaman menyeluruh kepada para generasi muda soal pasar modal. OJK, sambungnya, telah menjalin kerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mempeluas pengetahuan sektor jasa keuangan kepada murid, mahasiswa maupun tenaga pendidik.
Agenda keempat, membuar arah kebijakan yang lebih jelas dalam pengembangan peran teknologi sehingga memudahkan ongkos transaksi keuangan lebih murah. Penetrasi ini dapat digenjot melalui penggunakan teknologi telepon seluler, tablet komputer dan sebagainya.
"Agenda kelima, membuat regulasi agar tercipta hubungan harmonis antar sektor, seperti pedoman manajemen risiko, good corporate governance. Serta agenda keenam meliputi pengawasan yang terintegrasi dan terkonsolidasi. Sebab perilaku anak usaha dapat berpengaruh terhadap keuangan induk perusahaan," jelas Muliaman.
Agenda terakhir, dia menambahkan, melakukan pengembangan kelembagaan dalam upaya peningkatan persaingan jasa keuangan yang dibutuhkan berbagai macam sektor. "Dengan agenda penting tersebut, industri keuangan kita bisa lebih kompetitif karena dilengkapi dengan pengawasan terintegrasi," ucapnya.
Khusus di pasar modal, dinilai Muliaman, Bursa Efek Indonesia (BEI) sanggup menjaring lebih banyak investor terutama masyarakat kalangan menengah. Katanya, potensi pertumbuhan investor domestik sangat luar biasa mengingat basis kelompok menengah di Tanah Air sudah mencapai angka 100 juta jiwa dan akan terus meningkat di beberapa tahun mendatang.
"Basis investor kita baru 400 ribu lebih, padahal potensinya 100 juta. Itu karena pandangan masyarakat kita masih konvensional. Mereka hanya menyimpan kelebihan uang di tabungan dan deposito," cetus Muliaman.
OJK, dijelaskan dia, sedang mempersiapkan aturan untuk mendorong lembaga pembiayaan selain perbankan sebagai sumber pendanaan bagi proyek infrastruktur dan sektor yang lebih produktif.
"Perhatian kami fokus pada lembaga pembiayaan supaya jangan danai kredit yang sifatnya konsumtif saja seperti kendaraan bermotor dan lainnya, tapi juga sektor produktif. Jadi bisa memperkaya pasar modal karena bisa menerbitkan surat utang jangka panjang. Kami sedang siapkan aturannya," tukasnya. (Fik/Ndw)