Sukses

Dua Hal yang Harus Dibenahi untuk Capai Pertumbuhan EKonomi 8%

Pertumbuhan ekonomi 8 persen tak akan terwujud di bawah kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla pada periode pertama atau 2014-2019.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla (JK) optimistis Indonesia bisa mengejar pertumbuhan ekonomi di level 7 persen hingga 8 persen. Namun target itu diperkirakan sulit tercapai dalam kepemimpinan Jokowi-JK selama lima tahun ke depan.

Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Anton Hendranata menilai, sangat berat bagi Jokowi-JK untuk merealisasikan tingkat pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Tapi mimpi tersebut tak mustahil diraih jika Presiden ke-7 ini mampu membenahi dua hal.

"Pertama soal infrastruktur. Kalau infrastruktur tidak dibenahi dengan cepat, ya mimpi saja mau bikin ekonomi tumbuh 8 persen. Infrastruktur tidak bangus, perekonomian tidak maksimal," ucapnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (21/9/2014).

Persoalan kedua, tambah Anton, terkait pendidikan. Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi sebaik mungkin. "Jika tidak memperkuat bidang pendidikan, sumber daya manusia kita tidak siap di dunia kerja, maka ini akan menjadi masalah," tegas dia.

Di samping itu, dirinya menyangsikan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa cepat jika kabinet pemerintahan didominasi kalangan partai daripada profesional.

"Jika kebanyakan orang politik dibanding profesional, dia bisa melupakan persoalan ekonomi setiap mengambil kebijakan. Dia hanya memikirkan kepentingan politik saja. Akibatnya, ekonomi akan berjalan melambat," ucap Anton.

Andaipun Jokowi-JK mampu membereskan kendala dan hambatan tersebut, dia memprediksi pertumbuhan ekonomi 8 persen tak akan terwujud di periode 2014-2019.

"Masa pemerintahan cuma lima tahun susah meraih 8 persen pertumbuhan ekonomi. Mungkin di periode kedua setela 2019," cetus Anton. (Fik/Gdn)