Liputan6.com, Paris - Perusahaan minyak Prancis, Total kini tengah berencana menjual lebih banyak aset dan memangkas biaya produksi guna mendulang lebih banyak untung. Langkah tersebut juga diambil guna mengembangkan sejumlah rencana eksplorasi setelah memangkas target produksinya.
Mengutip laman rigzone.com, Selasa (23/9/2014), awal pekan ini, Total memangkas target produksinya pada 2017 menjadi 2,8 juta barel per hari dari sebelumnya 3 juta barel per hari. Selama ini, Total memang tengah berupaya mengatasi habisnya produksi di Libya, Kazakshtan dan Nigeria.
Perusahaan minyak terbesar Prancis itu meluncurkan strategi penambangan unggulan dua tahun lalu. Sayang sekali, hasilnya mengecewakan mengingat biaya investasi yang tinggi tidak sebanding dengan penemuan minyak dan gas yang diharapkan.
Advertisement
"Kami telah memiliki lebih dari 15 proyek besar untuk pertumbuhan produksi di masa depan. Dua per tiga dari proyek tersebut kami operasikan sendiri, jadi kami yakin dapat mencapai target produksi Total," terang CFO Total Patrick de La Chevardiere.
Induk usaha PT Total E&P Indonesie itu, seperti perusahaan minyak besar lainnya berada di bawah tekanan para investor untuk memangkas biaya produksi dan meningkatkan dividen. Sejauh ini total juga tengah berencana untuk menjual sejumlah asetnya.
Total tengah melakukan aksi jual terhadap sejumlah asetnya seperti divisi Bostik yang telah dilego perusahaan kimia Prancis seharga 1,74 miliar euro. Perusahaan minyak global itu kini tengah berencana menjual asetnya senilai US$ 10 miliar dalam kurun waktu 2015-2017.
Sejak 2010, Total telah menghasilkan untung hingga US$ 30 miliar dari sejumlah setnya. Itu membuat Total menjadi salah satu perusahaan dengan program aksi jual paling ambisius. Di Indonesia, Total melalui anak usahanya Total E&P Indonesie mengelola Blok Mahakam. (Sis/Ndw)