Liputan6.com, Jakarta Jika dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS), penduduk Indonesia lebih berharap layanan kesehatan menjadi tanggung jawab dari pemerintah ketimbang dari perusahaan tempat bekerja. Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh Burson-Marsteller.
Manager Brand Communications and Marketing Burson-Marsteller Lucas Suryanata mengatakan sebanyak 65 persen konsumen di negara maju menyatakan pemerintah bertanggung jawab untuk menyediakan perlindungan pelayanan kesehatan, namun AS merupakan pengecualian.Â
"Di AS, hanya 37 persen dari masyarakat publik menyatakan bahwa pemerintah harus menyediakan perlindungan layanan kesehatan dan 21 persen menyatakan bahwa korporasi atau perusahaan yang seharusnya bertanggung jawab," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Sedangkan masyarakat Indonesia dalam hal ini lebih bergantung kepada pemerintah. Hal ini ditunjukan bahwa sebanyak 59 persen dari masyarakat Indonesia mengharapkan pemerintah untuk menyediakan layanan perlindungan kesehatan.
"Hanya 41 persen mengharapkannya dari perusahaan," lanjut Lucas.
Sementara itu, dari sisi tanggungjawab sosial, hampir sepertiga dari jajaran eksekutif di negara maju mengatakan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan saat ini semakin berkurang.
Lucas menjelaskan, Pendapat ini banyak diungkapkan di Eropa Barat, yang mencakup 52 persen warga Jerman, 46 persen warga Perancis, dan 45 persen warga Belanda yang mengatakan bahwa perusahaan semakin berkurang tanggung jawab sosialnya selama satu dekade terakhir.Â
"Sebaliknya, masyarakat umum dan eksekutif di Asia, khususnya di Indonesia, percaya bahwa perusahaan menjadi semakin bertanggung jawab secara sosial," tandas dia.
Survei ini mencerminkan hasil wawancara di 25 negara (termasuk Indonesia) dengan 25.000 individu dari kalangan masyarakat umum dan 1.800 pemimpin eksekutif perusahaan.Â
Survei ini juga menghasilkan perspektif cara berpikir baru untuk memahami keadaan reputasi perusahaan di seluruh dunia, menjelajahi harapan, ketakutan, dan ekspektasi dari baik masyarakat publik, maupun pemimpin-pemimpin eksekutif perusahaan mengenai performa bisnis dan CEO mereka.
Burson-Marsteller sendiri merupakan sebuah perusahaan komunikasi internasional yang menyediakan jasa konsultasi komunikasi yang mencakup seluruh spektrum hubungan masyarakat, public affairs, manajemen reputasi dan manajemen krisis, strategi digital dan layanan komunikasi lainnya. (Dny/Nrm)