Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diprediksi bisa mengimpor bahan bakar minyak (BBM) hingga 1,5 juta barel per hari pada 2025. Hal itu terjadi bila jumlah konsumsi BBM tidak diimbangi dengan produksi.
"Kalau tidak ada perubahan tahun 2025 impor 1,5 juta barel minyak," kata Sekertaris SKK Migas Gde Pradnyana di Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Dia menuturkan, per tahun konsumsi BBM naik 8 persen. Sementara produksinya justru menurun sampai 15 persen.
Di sisi lain, jumlah subsidi juga terus membengkak. Lanjutnya, sektor transportasi merupakan pemakai BBM paling besar di mana memakan porsi 92 persen dan sisanya untuk lain-lain.
"Angkutan umum hanya 3 persen. Yang menjadi target utama harusnya angkutan umum. Itu kendaraan pribadi roda 4 perhatikan betul," lanjut dia.
Maka dari pengelolaan BBM mesti segera diperbaiki. Jika tidak, akan berdampak pertumbuhan ekonomi nasional.
"Karena angka yang semakin lama semakin mengerikan, dalam waktu 4-5 tahun subsidi BBM akan meningkat 3 kali lipat. Berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi secara langsung," tutup dia. (Amd/Nrm)
RI Diprediksi Impor 1,5 Juta Barel BBM di 2025
Per tahun konsumsi BBM naik 8 persen, sementara produksinya justru menurun sampai 15 persen.
Advertisement