Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menuturkan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) merupakan solusi paling jitu untuk mengurangi konsumsi BBM di Tanah Air.
Direktur Pemasaran Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, saat ini kebutuhan BBM terus melonjak, sementara produksi minyak Indonesia tak cukup memenuhi kebutuhan tersebut sehingga opsi impor tidak bisa dihindari. Terlebih saat ini sebagian besar BBM yang dikonsumsi adalah bersubsidi.
Baca Juga
"Kalau impor besar, subsidi juga besar," kata Hanung di SPBU Kuningan, Jakarta, Rabu (24/9/2014).
Advertisement
Pemerintah sedang berusaha mengatasi kondisi tersebut. Menurut Hanung, tak ada jalan lain selain melakukan konversi BBM ke BBG, kendaraan yang tadinya menggunakan BBM didorong memakai BBG.
"Ke depan yang jadi trending topic adalah mengurangi BBM. Ke depan harus lakukan konversi BBM ke BBG. Ini sudah tidak ada pilihan lain. Kalau mau lepas dari situasi sulit ini," ungkapnya.
Untuk menggunakan BBG, Indonesia tidak perlu melakukan impor karena sumber gas di Tanah Air masih melimpah. "Indonesia ke depan ke BBG karena sumber gas masih banyak," tuturnya.
Ia mengungkapkan, BBG di Indonesia saat ini ada dua jenis yaitu LGV yang berbahan baku elpiji dan CNG yang bersumber dari gas alam.
"Ada LGV, Kalalau V-gas (merk LGV Pertamina) kan elpij itu impor. Tapi V-gas kelebihan bisa dibangun di tempat yang tidak ada pipanya. BBG kalau mau dibangun itu harus andalkan pipa," pungkasnya. (Pew/Ndw)