Liputan6.com, Jakarta - Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, menyatakan sebenarnya Indonesia mampu memproduksi bahan bakar minyak (BBM) dengan oktan lebih tinggi dari premium.
Hasto mengungkapkan, saat ini pengolahan minyak mentah di dalam negeri belum maksimal karena itu Tim Transisi Jokowi-JK menginginkan adanya perbaikan pada fasilitas pengahan minyak mentah (kilang).
"Utilisasi kilang ditingkatkan, kami melihat belum maksimal," kata Hasto seperti yang ditulis Kamis (25/9/2014).
Hasto mengungkapkan, sebenarnya jika dilakukan perbaikan, kilang Indonesia bisa memproduksi BBM dengan oktan yang lebih tinggi. "Jika bisa diolah, diekspor. Kalau kita proses secara baik, bisa high octan," ungkanya.
Jika perbaikan kilang bisa dilakukan, maka akan memberikan manfaat seperti penghematan biaya transportasi dan mengurangi impor minyak. "Menghasilkan ekonomi lebih karena akan menghemat tranporasi, di Dumai ada, di Balongan ada," pungkasnya.
Indonesia diprediksi bisa mengimpor BBM hingga 1,5 juta barel per hari pada 2025. Hal itu terjadi bila jumlah konsumsi BBM tidak diimbangi dengan produksi. Tak hanya itu, masalah kurangnya kapasitas kilang pengolahan BBM di dalam negeri juga menjadi penyebab membengkaknya impor BBM. (Pew/Ndw)