Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) mengungkapkan waktu yang tepat untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah saat inflasi rendah.
Deputy Coutry Director Indonesia Residen Mission ADB Edimon Ginting, mengatakan, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan mengakibatkan inflasi meningkat, jika kenaikannya harga dilakukan saat inflasi rendah makan kenaikan inflasi tidak terlalu tinggi, sehingga dampaknya tidak terlalu terasa.
"Saya katakan ada timing-nya juga, kalau dilakukan saat inflasi naik dampaknya terasa, kalau inflasi lagi biasa dampaknya kecil," kata Edimon dalam pemaparan ADB Outlook, di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (25/9/2014).
Edimon menuturkan, jika kenaikan harga BBM bersubsidi dinaikkan sekitar 30-50 persen dari harga saat ini akan meningkatkan inflasi 2-2,5 persen.
ADB memperkirakan inflasi tahunan 2014 sebesar 5,8 persen. Dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, angka inflasi tersebut akan meningkat 6,9 persen pada 2015.
"Tentunya bicara dampak inflasi dari kenaikan harga BBM masih asumsi, tuturnya.
Kenaikan inflasi tersebut juga tidak sebesar saat harga BBM subsidi naik pada pertengahan 2013. Pasalnya, saat itu ada beberapa faktor yang mendorong kenaikan inflasi tinggi.
"Ada debat panjang baru dinaikkan. Kedua,$ makanan sekarang lagi di bawah, dulukan di atas. UMR (Upah Minimum Regional) juga baru naik," pungkasnya. (Pew/Ndw)
Kapan Waktu yang Paling Pas Naikkan Harga BBM?
Pemerintahan di bawah Presiden Terpilih Jokowi bakal menaikkan harga BBM subsidi. Ini waktu yang pas buat naikkan harga BBM menurut ADB.
Advertisement