Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyebut bandar udara (bandara) di Indonesia primitif karena airport tax (pajak bandara) masih terpisah dari tiket pesawat.
Pasalnya, hal ini membuat penumpang pesawat terbang harus mengantre dan membayar beberapa kali sebelum bisa terbang menuju tempat tujuan.
Baca Juga
"Memang negara kita kelihatan primitif sekali. Negara kita tidak tidak memberikan pelayanan yang prima kepada pengguna jasa bandara,"Â kata Dahlan di Gedung DPR Jakarta, Jumat (26/9/2014).
Dahlan pun menyayangkan keputusan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang kembali memisahkan tiket pesawat dengan airport tax. Namun, dia tidak bisa melarangnya karena Garuda Indonesia merugi atas penerapan sistem tesebut.
"Nah karena Garuda merasa dirugikan dengan praktek seperti itu, maka garuda tentu ingin tidak mau ruginya lebih besar lagi. Ya, saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena kalau saya memaksa Garuda untuk tetap menyatukan airport tax dan tiket," paparnya.
Dahlan mengungkapkan, kerugian tersebut diakibatkan oleh tidak kompaknya maskapai lain menerapkan sistem tersebut sehingga masyarakat memandang tiket pesawat Garuda lebih mahal dari maskapai lain.
"Sementara perusahaan lain tidak melakukan itu ya berarti saya mempersusah Garuda," pungkasnya. (Pew/Ndw)
Advertisement