Liputan6.com, Jakarta - Tenaga kerja Indonesia mesti bisa bersaing dengan tenaga kerja asing dalam menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN). Untuk itu, produktivitas tenaga kerja sudah semestinya ditingkatkan bagi para buruh.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, untuk mengejar produktivitas mesti ada pelatihan untuk para buruh.
"Caranya itu bukan hanya berhenti slogan, pengusaha harus menyisakan struktur biaya untuk pendidikan dan training," kata dia, Jakarta, Jumat (26/9/2014).
Dia mengakui jika sangat sulit bagi buruh untuk meningkatkan produktivitasnya sendiri. Kalaupun buruh mendanai pendidikan secara mandiri bukan untuk meningkatkan produktivitas melainkan untuk meningkatkan strata sosial.
"Sekarang banyak ingin bersaing di MEA tidak melakukan training pada buruhnya sendiri. Kalaupun sendiri, dia sekolah untuk meningkatkan stratanya dari SMA jadi S1," tutur dia.
Disamping dari sumber daya manusia, pengusaha mesti melakukan peremajaan mesin-mesin usaha. Dia mengatakan pengusaha yang bergerak di sektor pada karya masih menggunakan mesin-mesin lama.
Tambah dia, dituntut pula peran pemerintah untuk mendukung pembaharuan mesin dengan membebaskan bea masuk.
"Perusahaan kita labour intensif seperti garmen, makanan, minimun pakai mesin 1980-an. Nggak akan tegar lawan Vietnam pakai mesin lebih muda 1990-an atau 2000pan. Oleh karena itu harus ada program mesin baru, bea masuk 0 persen, sehingga pengusahanya pakai mesin baru," ujar dia. (Amd/Nrm)
Pengusaha Dituntut Bikin Buruh Lebih Pintar Hadapi Pasar ASEAN
Buruh menilai untuk mengejar produktivitas mesti ada pelatihan untuk mereka.
Advertisement