Sukses

Thailand Miliki 500 SPBG, RI Cuma Punya 16 Unit

Program konversi BBM ke gas sulit direalisasikan karena jumlah SPBG di Tanah Air masih sangat sedikit.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) sulit direalisasikan karena Indonesia masih kekurangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG).

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian (Kemenperin Budi Darmadi  mengatakan, saat ini jumlah SPBG di Indonesia baru sekitar 16 unit, sedangkan di Thailand sudah mencapai 500 unit.

"Sekarang kalau satu SPBG diserbu 1.000 mobil, kalau ada 50 ribu lebih 50 SPBG yang dibutuhkan. Jumlah SPBG di Thailand 500 buat, sedangkan Indonesia hanya 16 unit," kata Budi, di Jakarta, Jumat (26/9/2014).

Meski saat ini sudah ada produsen alat pengubah konsumsi bahan bakar dari BBM ke BBG yang dipasang pada kendaraan (konverter kit) di dalam negeri, namun alat tersebut malah diekspor. Pasalnya, hasil produksinya belum bisa diserap 100 persen oleh konsumen domestik.

"Sudah ekspor konverter kit itu ke Thailand. Tadinya ada program itu (konverte kit gratis) untuk bangkitkan industiri," tuturnya.

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) mengakui kecilnya omzet  penjualan BBG membuat investor malas menanamkan modalnya untuk membangun SPBG.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, saat ini di Jakarta baru ada 12 SPBG yang beroperasi, minimnya SPBG tersebut karena omzetnya masih kecil. (Pew/Ndw)