Sukses

Hilangnya Salib Tucker, Misteri yang Tak Pernah Terungkap

Perampokan Salib Tucker, benda sangat berharga di Museum Seni Bermuda masih menjadi misteri hingga saat ini

Liputan6.com, New York - Tak semua kejahatan dapat diungkap pihak berwajib meski kasusnya telah bergulir selama puluhan tahun. Perampokan Salib Tucker, benda sangat berharga di Museum Seni Bermuda merupakan salah satu kasus kriminal yang masih menjadi misteri hingga saat ini.

Salib Tucker merupakan salib emas dihiasi dengan batu zamrud hijau yang membuatnya kian memukau. Dengan emas sebesar 22 karat, salib tersebut tentus aja sangat menarik perhatian dan menggoda banyak orang untuk memilikinya.

Benda berharga yang ditemukan di bawah laut itu sudah ditampilkan di Museum Seni Bermuda sejak 1955. Sayangnya, Salib Tucker raib dijarah perampok pada 1975.

Hingga saat ini, baik pelaku maupun barang curiannya tak pernah ditemukan. Para perampok bahkan meninggalkan replika Salib Tucker di tempat penyimpanan aslinya.

Berikut kisah perampokan Salib Tucker yang tak pernah terungkap seperti dikutip dari The Richest, The Unexplained Mysteries, oddee.com, dan sejumlah sumber lain, Jumat (26/9/2014):

2 dari 4 halaman

Penemuan Salib Tucker pada 1955

Penemuan Salib Tucker pada 1955

Teddy Tucker merupakan anak gubernur pertama Bermuda yang senang berburu harta karun. Dia mempelajari banyak teknik pencarian harta karun dan pergi dari satu pulau ke pulau lain untuk menemukan benda berharga yang dicarinya.

Pada 1955, seluruh kerja keras dan usaha pencarian Tucker akhirnya membuahkan hasil. Dari bangkai kapal San Pedro yang karam pada 1594, Tucker berhasil menemukan serbuan benda berharga, sebuah salib emas yang berhiaskan batu zamrud.

Tucker merupakan penyelam yang membawa salib tersebut ke permukaan. Salib itu lantas diberi julukan sesuai dengan namanya Tucker Cross atau Salib Tucker.

 

3 dari 4 halaman

Kapan Hilangnya?

Hilang tepat sebelum kunjungan Ratu Elizabeth II


Tucker menyebut salib itu sebagai penemuan paling berharga di dunia. Petualang itu lantas menjual penemuannya itu ke Museum Seni Bermuda, di mana benda tersebut dipamerkan selama bertahun-tahun.

Museum Seni Bermuda sebenarnya adalah lokasi bersejarah yang dikelola Tucker bersama istrinya di bawah pengawasan Bermuda. Namun kemudian dia menjualnya pada pemerintah Bermuda.

Pada 1975, Ratu Elizabeth II berencana mengunjungi museum. Tapi tepat sebelum Ratu Elizabeth benar-benar melihat keindahan dan kemilau Salib Tucker, benda paling berharga di Museum Bermuda itu sudah raib dijarah perampok.

Ratu Elizabeth II akhirnya tak pernah secara langsung menikmati keindahan Salib Tucker. Para perampok meninggalkan replika Salib Tucker di tempat penyimpanan aslinya.

4 dari 4 halaman

Pelaku Belum Terungkap

Salib Tukcer raib, perampoknya tak pernah tertangkap


Perampokan Salib Tucker terjadi tanpa ada satupun yang menyadarinya. Tak ada yang tahu kapan dan bagaimana cara para perampok membobol sistem keamanan museum dan menjarah Salib Tucker dari tempatnya.

Yang jelas, salib tersebut hilang tepat sebelum kunjungan Ratu Elizabeth II. Para penyidik hanya mampu mengatakan, para perampok menggunakan metode canggih yang biasa digunakan para perampok internasional.

Tak ada satupun yang dapat menunjukkan ke mana larinya para perampok dan di mana mereka menyembunyikan Salib Tucker. Para penyidik hanya bisa berasumsi bahwa para perampok meleburkan harta paling berharga milik Tucker itu dan menjual emas serta batu zamrud secara terpisah di pasar gelap. (Sis/Ndw)

Live dan Produksi VOD