Sukses

Harga Emas Makin Terpukul Pekan Ini

Harga emas diprediksi terus turun menyusul penguatan dolar AS dan pergerakan teknis emas yang menunjukkan tren penurunan.

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang pekan lalu, harga emas tercatat terus turun sebesar US$ 50 cent per ounce di divisi Comex New York Merchantile Exchange.

Sebagian partisipan survei mingguan Kitco News Gold Survey memprediksi harga emas akan semakin murah menyusul penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan pergerakan teknis emas yang menunjukkan tren penurunan.

Mengutip laman Forbes, Senin (29/9/2014), dari 20 partisipan, sebanyak 12 responden yakin harga emas akan semakin rendah. Sementara empat lain melihat adanya potensi kenaikan harga, dan empat lainnya melihat harga emas bergerak stagnan.

Para partisipan dalam survei tersebut terdiri dari para pialang, penjual emas, bank investasi, serta analis grafik pergerakan harga emas.

Para partisipan yang memprediksi harga emas melemah mengatakan hanya ada sedikit insentif untuk membeli logam mulia itu dalam jangka pendek dengan kemungkinan harga US$ 1.200 per ounce.

"Ada profil yang agak negatif. Dolar terus menekan harga emas meski selama 10 hari emas masih bergerak stagnan di sekitar US$ 1.224,8 per ounce. Tapi berbagai faktor terus menarik turun harganya," ungkap pakar strategi pasar senior di LaSalle Future Group Charlie Nedoss.

Sejauh ini, pasar emas mengalami aksi jual yang berlebihan dan tentu saja, para pelaku pasar lebih melirik dolar dibandingkan emas atau perak. Sementara secara musiman, harga emas cenderung naik pada Februari dan di waktu tersebut banyak grup investasi yang membenamkan modalnya di pasar logam mulia tersebut.

"Secara teknis, pasar emas masih terus melemah," tandas analis teknis Kitco Jim Wyckoff.  (Sis/Ndw)