Liputan6.com, New York - Harga emas ditutup pada level terendah pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) dipicu oleh angka inflasi di zona Eropa yang rendah dan juga ekspektasi pengumuman stimulus yang akan dilakukan oleh Bank Sentral Eropa.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (1/10/2014), harga emas untuk pengiriman Desember turun 0,6 persen atau US$ 7,20 menjadi US$ 1.211,60 per ounce. Level penutupan tersebut merupakan level terendah sejak 31 Desember lalu di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Harga emas turun 8,4 persen selama tiga bulan terakhir.
penyebab turunnya harga emas tersebut karena inflasi tahunan di zona Eropa pada bulan September turun jauh di bawah target Bank Sentral Eripa. Level tersebut merupakan level terendah sejak Oktober 2009.
Dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah Eropa yang masih cukup lemah, investor berharap Bank Sentral Eropa dapat memaksa atau mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di zona tersebut dengan memberikan stimulus.
Selain itu, penguatan dolar Amerika Serikat juga menambah beban bagi emas untuk tetap bertahan di level yang tinggi.
"investor tidak ingin banyak-banyak mengoleksi logam mulia saat ini," jelas pengamat logam mulia di perusahaan investasi Logic Advisors LLC, Bill O'Neill.
Harga emas kemungkinan besar akan menyentuh level US$ 1.150 per ounce sebelum terkoreksi.(Gdn)
Menanti Stimulus Bank Sentral Eropa, Harga Emas Tergelincir
Harga emas untuk pengiriman Desember turun 0,6 persen atau US$ 7,20 menjadi US$ 1.211,60 per ounce.
Advertisement