Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana merevisi target ekspor sebanyak US$ 190 miliar dollar hingga akhir tahun 2014. Hal tersebut dilakukan mengingat harga crude palm oil (CPO) yang terus merosot hingga Agustus 2014.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, harga CPO saja terhitung dari Januari- Agustus 2014 mengalami penurunan sebanyak 25 persen.
"Perekonomian dunia masih tidak sebaik yang diprediksi. Harga CPO Januari 2014 ini adalah US$ 922 per metrik ton. Hari ini hanya US$ 726 per metrik ton. Kalau kita lihat turun lebih dari 25 persen," kata dia, di Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Dia mengatakan, hal tersebut juga diperparah dengan harga batu bara yang terus menurun dalam dua bulan terakhir.
"Kalau harga batu bara dalam 2 bulan terakhir sudah turun lebih dari 7 persen. Secara internasional terjadi penyusutan luar biasa," sambung dia.
Dia menjelaskan, target ekspor itu juga merosot lebih parah jika tidak ada terobosan untuk memberikan nilai tambah pada CPO.
"CPO kan ekspor lebih dari US$ 20 miliar tahun lalu. Kalau tidak ada solar itu diganti dengan kelapa sawit seperti dimandatkan maka tidak akan terjadi signifikan dari harga CPO karena melemahnya permintaan dunia dan tidak adanya sektor baru untuk menggenjot harga CPO tersebut," ungkap dia.
Pihaknya mengaku sedang menghitung ulang target ekspor yang diperkirakan selesai dalam waktu 2 minggu. Menurut Lutfi, jika masih tetap tidak ada perbaikan harga CPO pihaknya akan mengoreksi target ekspor sebanyak 5 persen. "Perkiraan direvisi turun 5 persen dari US$ 190 miliar tahun ini," tutup dia. (Amd/Ahm)