Sukses

Badai Katrina, Bencana yang Goyahkan Ekonomi AS

Salah satu kerugian terbesar yang harus dialami industri asuransi akibat bencana besar adalah klaim asuransi akibat Badai Katrina.

Liputan6.com, Jakarta - Bencana dapat terjadi kapan saja tanpa diduga. Sejauh ini, industri asuransi telah berperan sebagai penyelamat dan menanggung sejumlah klaim atas kerusakan yang disebabkan bencana alam. Saking besarnya klaim yang harus ditanggung akibat bencana, ada perusahaan asuransi yang harus merugi.

Salah satu kerugian terbesar yang harus dialami industri asuransi akibat bencana besar adalah klaim asuransi akibat Badai Katrina yang menghantam sejumlah kawasan di Amerika Serikat, Kuba, dan Bahamas.

Sejumlah pihak asuransi harus mengganti kerugian akibat bencana dengan biaya yang tak tanggung-tanggung yaitu mencapai US$ 72,3 miliar atau mencapai Rp 882,2 triliun (estimasi kurs: Rp 12.202 per dollar AS).

Bencana tersebut memang terbilang super dahsyat karena 1.836 orang menjadi korban. Tak pelak, ekonomi AS pun terguncang usai bencana alam terjadi.

Tak hanya menewaskan banyak korban, ratusan ribu rumah juga hancur disapu badai. Bagaimana bencana tersebut dapat merugikan dunia asuransi?

Berikut ulasan mengenai badai Katrina dan kerugian yang harus ditanggung pihak asuransi karenanya seperti dikutip dari USA Economy, Business Insider, New York Times, dan sejumlah sumber lain, Selasa (7/10/2014):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Badai terjadi di pagi hari

Badai terjadi di pagi hari

Badai Katrina merupakan salah satu badai paling mematikan yang pernah menghantam Amerika Serikat (AS). Sekitar 1.836 tewas disapu badai yang terjadi pada 29 Agustus 2005.

Para pejabat National Oceanic and Atmospheric Administration mengatakan, Katrina merupakan badai paling merusak yang pernah memukul AS. Tingkat kerusakan yang disebabkan badai tersebut merupakan yang keenam terkuat di antara bencana serupa lain di Samudera Atlantik.

Kecepatan angin dari badai tersebut mencapai 25 hingga 30 mil per jam dan saat menghadap arah tertentu kecepatannya mencapai 75 mil per jam. Badai Katrina pertama kali terbentuk di Bahamas pada 23 Agustus 2005.

Pusaran badai semakin besar dan terus menyapu sebagian wilayah AS di pagi hari. Katrina pun sampai di Florida pada 25 Agustus dengan kecepatan mencapai 65 kilometer per jam.

3 dari 4 halaman

Asuransi tanggung Rp 882,2 triliun kerusakan akibat badai

Asuransi tanggung Rp 882,2 triliun kerusakan akibat badai

Kerugian yang disebabkan badai Katrina berkisar antara US$ 96 miliar hingga US$ 125 miliar. Sementara US$ 72,3 miliar atau Rp 882,2 triliun ditanggung pihak asuransi.

Dana asuransi tersebut untuk mengganti sekitar 300 ribu rumah yang hancur sehingga tidak mungkin untuk dihuni kembali. Sedikitnya 118 juta meter kubik puing-puing berserakan akibat badai tersebut dan membuat upaya pembersihan berlangsung sangat lamban.

Sekitar 200 korban tewas lain tak berhasil diidentifikasi. Sementara lebih dari 600 ribu hewan peliharaan tewas atau kehilangan pemiliknya.

Profesor University of North Texas Bernard Weinstein memprediksi kerugian ekonomi yang harus ditanggung pemerintah AS mencapai US$ 250 miliar. Itu lantaran dirinya tak hanya merusak kerusakan saja tapi juga dampaknya pada produksi minyak dan gas yang berpengaruh negatif pada pertumbuhan ekonomi AS.

4 dari 4 halaman

Badai Katrina goyahkan ekonomi AS

Badai Katrina goyahkan ekonomi AS

Badai Katrina tercatat membuat perekonomian AS goyah karena kerugian yang terlalu besar. Badai Katrina berdampak pada 19 persen total produksi minyak AS.

Bencana tersebut juga menghancurkan 113 lokasi tambang minyak dan gas (migas). Sebanyak 457 saluran pipa migas juga rusak parah. Kondisi itu menyebabkan harga minyak naik sekitar US$ 3 per barel dan harga gas mencapai US$ 5 per galon.

Untuk menghentikan kenaikan harga migas, pemerintah AS lantas meluncurkan persediaan minyaknya. Dampak Katrina sangat destruktif terutama karena berbagai lahan pertanian juga hancur.

Badai itu merusak jantung industri gula AS di Louisiana dengan nilai jual mencapai US$ 500 juta per tahun. Selain itu, sebanyak 12 bisnis kasino dengan penghasilan US$ 1,3 miliar per tahun juga tak terselamatkan.

Pelabuhan sebagai salah satu akses perdagangan AS juga menyebabkan kerugian ekonomi yang tak kalah besar. Terakhir, sektor pariwisata di New Orleans juga ikut dihantap badai katrina dengan kerugian mencapai US$ 9,6 miliar. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.