Liputan6.com, New York - Perusahaan kopi multinasional Starbucks ternyata tidak main-main dengan strategi bisnisnya berupa program beasiswa yang terbuka pada 135 ribu pegawainya di Amerika Serikat. Sejak pengumuman beasiswa tersebut disebarkan, Starbucks telah menerima 8.000 surat lamaran kerja.
Pekan depan, 1.000 pegawai Starbucks akan mulai mengenyam ilmu di Arizona State University melalui kelas online.Â
Mengutip laman CNN Money, Rabu (8/10/2014), di gelombang pertama program beasiswa itu, sebagian pegawai mendapatkan bayaran penuh atau kuliah gratis. Sementara untuk sebagian lainnya, perusahaan hanya menanggung setengah dari seluruh biaya kuliah yang harus dikeluarkan.
Advertisement
Para pekerja dapat memilih jurusan di kampus sesuai dengan pilihan masing-masing. Sekitar 50 persen dari pegawai yang menerima beasiswa bekerja sebagai barista.
Sementara sekitar 800 pegawai lainnya telah diterima di program perkuliahan online oleh pemerintah Arizona tapi akan diikutsertakan pada gelombang berikutnya.
"Beberapa pegawai masih dalam proses memutuskan kapan dirinya akan mendaftar dan memulai perkuliahan," ungkap CEO Starbucks Howard.
Sejauh ini, program beasiswa itu terbukti ampuh berperan sebagai alat merekrut pegawai baru. Sementara para pegawai yang telah lebih dulu berkuliah juga akan mendapatkan biaya kuliah pengganti dari Starbucks sedikitnya selama satu tahun.
"Ini merupakan bentuk investasi pada pegawai kami, aset paling berharga yang dimiliki Starbucks. Bukan kopinya, bukan properti, tapi sumber daya manusianya," tandas Howard. (Sis/Ndw)
Â