Liputan6.com, Jakarta - Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam peningkatan nilai tambah komoditas unggulan ekspor. Terus tumbuhnya investasi selama beberapa tahun terakhir dinilai menjadi salah satu faktor penting pendorong peningkatan nilai tambah ini.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, pada periode 1990, nilai ekspor Indonesia sudah mencapai US$ 4 miliar. Namun sayangnya tingkat penggunaan komponen lokal pada komoditi ekspor tersebut masih terhitung kecil.
"Di 1990-an, ekspor Indonesia US$ 4 miliar tapi lokal kontennya hanya 30 persen hingga 35 persen. Kita ekspor ini tapi nilai tambah kita kurang dari 40 persen," ujarnya di Jakarta Internasional Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/10/2014).
Namun setelah periode 1990-an dimana investasi mulai banyak masuk, Indonesia memulai era baru menjadi negara dengan banyak industri yang memproduksi barang-barang bernilai tambah tinggi, bukan lagi hanya menjual bahan mentah.
"Setelah era 1990, Indonesia telah berkembang, dan melakukannya disini. Nilai tambah sekarang terus bertambah. Engine and engine block dibuat di Indonesia," katanya.
Menurut Lutfi, hal ini harus terus ditingkatkan mengingat Indonesia dalam waktu dekat akan bertarung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun depan.
"Jadi bagaimana kita kembangkan value added ini. Itu adalah Pilar pertama ASEAN. Karena bicara tentang ekonomi Indonesia, 48 persennya ada di ASEAN. Jadi Kalau bicara ASEAN berarti bicara Indonesia," tandasnya. (Dny/Gdn)
Era 1990, Saat Indonesia Tak Lagi Jual Barang Mentah
Muhammad Lutfi mengatakan, pada periode 1990, nilai ekspor Indonesia sudah mencapai US$ 4 miliar.
Advertisement