Sukses

Jokowi Diminta Tak Pilih Menteri Pro Asing dan Pro Pasar

Jokowi diminta berhati-hati dan selektif dalam memilih menteri di kabinet pemerintahannya.

Liputan6.com, Jakarta -
Banyak pihak khawatir akan terjadi salah penempatan pada posisi strategis pada Kabinet Pemerintahan Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
 
Salah satunya, Budayawan Romo Benny Susetyo yang mengingatkan Jokowi berhati-hati dan selektif dalam memilih menteri di kabinet pemerintahannya. Meski begitu ia meyakini Jokowi akan memilih dengan cara terbaik. 
 
"Jangan pilih menteri yang jelas-jelas pro pasar, pro asing. Jadi, Jokowi harus memperhatikan betul-betul, fokus dan perduli kepada kepentingan masyarakat. Karena kekuatan masyarakat lebih besar dari KMP," jelas dia di Jakarta, Senin (13/10/2014).
 
Dia mengingatkan hal pertama yang rakyat ingikan adalah pemberantasan korupsi terhadap mafia migas, mafia pajak yang bisa merugikan rakyat.
 
Sebab dikatakan, rakyat ingin kesejahteraan. "Rakyat mengharapkan harapan. Nah, harapan itu yang harus dipenuhi jokowi dengan janji-janjinya itu," Romo Benny menjelaskan.
 
Hal senada diungkapkan mantan Danjen Marinir Letjen Suharto. Ini seiring mencutanya beberapa nama yang dinilaitak cocok menduduki jabatan seperti Direktur Utama PT Pertamina dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Iya yang saya dengar selama ini katanya yang akan menempati posisi strategis di sektor energi tuh orang yang berkepentingan asing dan pernah berurusan dengan hukum. Kalau memang kita ingin berdaulat di energi maka harusnya orang-orang di posisi itu adalah orang-orang yang merah putih dadanya (nasionalis)," kata dia.

Suharto mengingatkan dalam tubuh Kabinet Jokowi-JK juga tidak boleh diisi orang yang pernah bermasalah dengan hukum. Hal tersebut justru dinilai berbahaya bagi kubu Jokowi.
 
Menurut dia, masih ada jutaan rakyat Indonesia, banyak orang yang berkompeten dalam bidang itu, dan bahkan belum tersandung kasus. (Nrm)
 

Â