Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan, Indonesia butuh lebih banyak liquefied natural gas (LNG) receiving terminal. Hal itu dikarenakan Indonesia merupakan penghasil LNG terbesar yang seharusnya didukung oleh jumlah receiving terminal.
"Receiving terminal LNG cuma punya dua, Padahal kita penghasil gas terbesar di dunia," kata Wakil Ketua Umum Kadin bidang Pemberdayaan Daerah Tertinggal Natsir Mansyur, di Jakarta, Senin (13/10/2014).
Dia mengatakan, pembangunan receiving terminal mesti segera dilakukan. Itu dilakukan untuk mendukung pasokan listrik di pabrik pemurnian atau smelter.
Tak hanya itu, dengan memperbanyak receiving terminal jadi langkah yang bisa diambil pemerintah untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar minyak (BBM).
"Artinya pemerintah lagi menurunkan kebutuhan penggunaan minyak dari fosil. Dengan adanya LNG, ini merupakan solusi untuk mengalihkan dari minyak fosil ke gas," kata dia.
Namun begitu, pihaknya mengatakan konversi minyak ke gas berjalan lama. Hal itu mengingat tak ada dukungan untuk pengembangan infrastruktur. Dia menekankan agar pemerintah mendorong pembangunan receiving terminal.
"Karena itu kami berpandangan bahwa ini perlu kita lakukan membangun beberapa receiving terminal di daerah," tutup dia. (Amd/Gdn)
Kadin Minta Pemerintah Bangun Lebih Banyak Receiving Terminal LNG
Pembangunan receiving terminal LNG untuk mendukung pasokan listrik di pabrik pemurnian atau smelter.
Advertisement