Sukses

Kisah Edwin Manansang, dari Penyanyi Tenar Jadi Pejabat Eselon II

Pemilik nama lengkap Rizal Edwin Manansang ini merupakan salah satu personil Trio Libels. Grup musik papan atas di era 1980-an.

Liputan6.com, Jakarta - Jutaan orang berebut kursi Pegawai Negeri Sipil (PNS) setiap tahun. Ada yang memilih jalan pintas, namun banyak pula yang berjuang keras mendapatkan posisi ini hingga mengecap kegagalan dalam proses perekrutan.Di balik fenomena penerimaan CPNS saat ini, seorang PNS sukses nan beken, Edwin Manansang memiliki segudang cerita dan pengalaman dalam menapaki karir sebagai aparatur sipil sekaligus penyanyi. Ya, mendengar namanya memang tidak asing di telinga. Apalagi ketika sudah melihat sosoknya. Pemilik nama lengkap Rizal Edwin Manansang ini merupakan salah satu personil Trio Libels. Grup musik papan atas di era 1980-an. Pria berkacamata itu kini lebih sibuk menjalani profesi PNS ketimbang menyanyi. Edwin begitu panggilan akrabnya dapat kita jumpai sehari-hari di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Dalam struktur atau jenjang karir PNS, Pria bergelar Doktor ini sudah mencapai tingkat Eselon II dan menjabat Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Kemenko Perekonomian.Dalam sebuah kesempatan wawancara, Edwin membeberkan kisah perjalanan karirnya sebagai seorang musisi dan PNS kepada Liputan6.com, baru-baru ini. 

2 dari 6 halaman

Mulai dari nol

Mulai dari nolKarir bermusik dan PNS Edwin selama tiga dasawarsa berjalan seiring seirama. Pria kelahiran Jakarta, 20 Februari 1965 itu sangat totalitas mengejar pendidikan maupun pekerjaan. Semuanya dilakoninya tanpa ada yang terbengkalai. Edwin mengaku mulai terjun ke dunia entertain dengan kedua rekannya Ronni Sianturi dan Yani dalam sebuah grup Trio Libels pada 1983. Saat itu, Edwin berhasil lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) dan akan melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah. Dalam waktu yang bersamaan pula, Trio Libels menjuarai ajang Bintang Radio Televisi Remaja Tingkat Nasional. Prestasi tersebut mendongkrak dan melambungkan nama Grup ini. Namun lajang berusia hampir setengah abad itu tak larut dalam ketenaran. Dia justru sibuk mendaftar ke dua perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). "Dua-duanya diterima, tapi saya lebih memilih STAN karena nggak bayar, buku dikasih, dan tingkat II sudah CPNS dapat gaji pula. Saya mau cari yang pasti-pasti saja, biar mandiri dan nggak nyusahin orang tua," ujar Edwin di kantornya, Jakarta. Perjalanan karir dan pendidikan berlanjut. Pada 1986 setelah lulus Ajun Akuntan, mantan Presenter ini mengawali PNS tingkat paling bawah sebagai Pelaksana di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Lalu kembali melanjutkan pendidikan Tingkat IV atau SI Akuntan di STAN pada 1989. "Saat masuk S1 di tahun yang sama, kami keluarin album dengan single Gadisku, dan albumnya meledak," sambung dia. Setelah lulus S1 1992, Edwin mengaku, kembali ke Kementerian Keuangan. Berjalan satu semester, dia mendapat kesempatan S2 gratis di Universitas of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat (AS) Jurusan Master of Science Policy Economics hingga 1997 dan masuk lagi ke Kementerian Keuangan.  Kemudian 2001 pindah ke Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Negara. Pindah lagi ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak 2003-2007, lalu cuti untuk mengambil pendidikan S3 di Universitas Indonesia dan tetap setia menjadi PNS sampai sekarang. "Jadi saya memulai PNS dari bawah di tingkat Pelaksana hingga Eselon II Asisten Deputi. Itu sejak 1983 sampai saat ini," ucap Peraih gelar Doktor Ekonomi di bidang Manajemen Keuangan itu. Sebagai Assisten Deputi Kerjasama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan, Edwin menyebut tugas dan fungsinya antara lain membantu Deputi dalam mengkoordinasikan semua kegiatan kerjasama ekonomi multilateral atau dengan berbagai negara. Sebagai contoh, kerjasama di kegiatan G20, Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), dengan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan sebagainya.

3 dari 6 halaman

Penuh perjuangan

Butuh Perjuangan dan PengorbananMenjadi penyanyi di tengah perjuangan menamatkan pendidikan dan tanggung jawabnya sebagai abdi negara bukan perkara mudah. Edwin harus pandai membagi waktu sehingga ketiganya dapat berjalan lancar walaupun harus mengorbankan hari libur. Dikatakannya, menjalani beberapa pekerjaan sekaligus sangat memberatkan. Dirinya sadar kala itu sedang menjadi sorotan publik karena Trio Libels sedang berada di puncak popularitas. Namun Edwin tetap harus merampungkan kuliah dengan hasil memuaskan. "Di STAN ketat, kalau IPK di bawah yang ditentukan bisa drop out (DO). Apalagi tugas kuliah banyak sekali, jadi saya jungkir balik. Segala sesuatu harus dilakukan supaya tetap bisa survive," ucap Edwin. Saat manggung ke luar kota di hari libur, dia bilang, sering memanfaatkan waktu luang seperti di pesawat untuk mengerjakan tugas kuliah maupun tugas kantor. Waktu menjadi sesuatu hal yang paling Edwin korbankan untuk melakoni semua tanggung jawabnya ini. Beruntung dia mempunyai keluarga, orang tua dan teman-teman yang memahami profesi saya sebagai PNS."Saya korbankan waktu untuk keluarga, orang tua, dan diri sendiri. Terlalu asyik bekerja, masuk jam 8 pagi, pulang jam 9 malam. Tapi untunglah semua mendukung, karena sampai saya S3 dan seperti sekarang ini, mereka yang mencoba mengerti saya," kenang dia.

4 dari 6 halaman

Bahagia jadi PNS

Kebahagiaan jadi PNS Mantan pembawa acara Siapa Berani itu membeberkan perbedaan paling mencolok antara penyanyi dan PNS bisa dilihat dari sisi penghasilan. Menurut Edwin, pundi-pundi uang yang bisa diraup dari menyanyi sangat jauh dibanding sebagai aparatur sipil. "Jauh sekali ya bisa mencapai 6-10 kali lipat penghasilan di dunia entertain," ungkapnya. Meski begitu, dia mengatakan, banyak hal atau pengalaman saat menjadi PNS yang tak mampu dibeli dengan uang berapapun. Terutama saat berhasil menggolkan negosiasi maupun kerjasama bilateral dan multilateral bagi bangsa ini. "Kalau negosiasi dengan institusi keuangan internasional, bilateral dan multilateral menghasilkan sebuah agreement, maka negara kita bisa mendapatkan benefit dari kesepakatan itu," kelakar Edwin. Kebanggaannya sebagai PNS semakin bertambah ketika melihat hanya segelintir penyanyi atau entertain yang sukses mengecap jabatan PNS hingga ke jenjang Eselon II. Bahkan ketenaran Edwin di masa lampau dapat menunjang karir PNS saat harus menjalin kedekatan, menjaga hubungan baik dengan seluruh stakeholder dan sebagainya. "Mungkin saya satu-satunya atau cuma sedikit penyanyi yang juga PNS. Apalagi bisa sampai Eselon II. Buat saya ini satu kebanggaan tersendiri," tambah Pemilik Motto 'Be Your Self and Always Be The Best'.

5 dari 6 halaman

Keliling dunia

Bisa Keliling DuniaSelama 31 tahun menyandang status PNS, Edwin telah banyak merasakan manisnya pengalaman, mulai dari sekolah gratis ke AS hingga keliling dunia. Dengan jabatan ini, dia menuturkan sudah menjelajah hampir seluruh negara di dunia, seperti Eropa, Asia, Asia Tengah, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan lainnya. "Tinggal Afrika saja yang belum pernah. Mungkin kalau saya bekerja di tempat lain, saya nggak akan mendapatkan pengalaman tersebut," ujar dia. Pengalaman seru lain, sambungnya, saat pertama kali menjadi Pelaksana di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Seluruh karyawan di Direktorat di bawah Kemenkeu selalu heboh dengan kedatangan Edwin karena mereka lebih mengenal Pria tersebut sebagai musisi daripada PNS. "Setiap jalan memeriksa kantor-kantor di Bea Cukai, Pajak di seluruh Indonesia pada heboh. Ini sih bukan saya anggap beban, tapi risiko. Dinikmati saja," paparnya. Dia mengaku, selalu berusaha untuk menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawabnya sebelum manggung. Edwin tak pernah mangkir dan melalaikan perintah atasan, sehingga atasan mengapresiasi semua pekerjaannya. "Itu prinsip saya dan inilah yang membawa saya sampai ke tingkat ini. Jadi harus selalu serius dan atasan selalu senang dengan pekerjaan saya," tambah Pria yang gemar menyanyi dan olahraga itu.   

6 dari 6 halaman

Cari Jodoh

Cari Jodoh Kesepian, mungkin itulah yang dirasakan Edwin saat ini. Saat Pria seusianya sudah memiliki istri dan anak, Edwin masih betah hidup sendiri. Kehidupan pribadinya seakan tertutup dengan prestasinya. Waktunya kini habis tersita di kantor dan menerima tawaran menyanyi meski permintaan tidak sederas saat Trio Libels masih berjaya. Saat ada waktu luang, dia memanfaatkannya untuk berkumpul bersama keluarga, menyanyi dan olahraga favoritnya nge-gym. Namun meluncur dari bibirnya, dia menyatakan keinginan memiliki keluarga. Menikah dengan wanita pujaannya di saat karirnya yang terus menanjak. Saat ini, Edwin mengaku tengah menjajaki hubungan dengan seorang wanita. "Dalam waktu dekat, keinginan saya menikah. Calonnya lagi on proses. Saya sudah cukup bangga dengan pencapaian karir saya sekarang. Biar balance, jangan cuma karir saja didahulukan sedangkan kehidupan berkeluarga tertunda," kata Edwin sumringah.  Sementara ambisi dalam karirnya, dia berharap bisa mencapai jenjang karir lebih tinggi di Eselon I baik sebagai Deputi atau Direktur Jenderal (Dirjen).   "Kalau bisa jadi Menteri kenapa tidak? Boleh kan? Yang pasti semua PNS pasti ingin ke tingkat lebih tinggi, misalnya Eselon I. Terpenting saya menikmati sekali menjadi PNS," tutup Edwin mengakhiri perbincangan. (Fik/Ndw)