Sukses

Gara-gara Kopi Panas, Nenek Tua Seret McDonald's ke Meja Hijau

Faktanya, McDonald's tetap harus berurusan dengan pihak berwajib setelah seorang wanita tua berusia 79 tahun menuntut pihak manajemen.

Liputan6.com, New York - Menjadi restoran cepat saji yang namanya telah dikenal di seantero jagad, McDonald's tentu harus lebih berhati-hati dalam melayani para konsumennya. Faktanya, McDonald's tetap harus berurusan dengan pihak berwajib setelah seorang wanita tua berusia 79 tahun menuntut pihak manajemen.

Kala itu, Stella Liebeck tidak sengaja menumpahkan kopi panas McDonald's ke pangkuannya. Alhasil, kaki dan area sekitar pahanya terkena luka bakar parah.

Tanpa ragu, Liebeck langsung melayangkan gugatannya pada McDonald's karena suhu kopinya yang terlalu panas. Kala itu, nenek tua tersebut menerima banyak kritikan dari masyarakat yang mendengar kasus itu.

Tunggu dulu, McDonald's sebelumnya ternyata sudah menerima ratusan kritik soal kopinya yang terlalu panas. Lantas bagaimana kelanjutan kasus Liebeck Vs McDonald's?

Berikut kisahnya seperti dikutip dari Business Insurance, The Telegraph, Lectlaw, Selasa (14/10/2014):

2 dari 4 halaman

Detik-detik tumpahnya kopi panas


Detik-detik tumpahnya kopi panas

Stella Liebeck tengah duduk di jok mobil saat kopi panas McDonald's membuat kakinya mengalami luka bakar hebat pada Februari 1992. Liebeck saat itu baru memesan kopi yang disajikan dalam cangkir sterefoam dari drivethrough McDonald's.

Setelah menerima pesanan tersebut, sang cucu mulai mengendarai mobil dan berhenti sejenak karena Liebeck ingin menambahkan krim dan gula pada kopinya.

Liebeck yang tengah terduduk menjepit cangkir kopi itu diantara lututnya dan mencoba melepaskan plastik dari cangkir tersebut. Saat tengah membuka plastik itulah, kopi panas meluap keluar dari cangkir dan menyebabkan bagian paha dan kaki Liebeck mengalami luka bakar parah.

 

3 dari 4 halaman

Diseret ke meja hijau

Liebecks seret McDonald's ke meja hijau

Akibat kopi panas yang menyebabkan luka bakar hebat di sebagian anggota tubuhnya. Dia lantas dirawat selama delapan hari karena buruknya kondisi luka bakar tersebut.

Liebeck lantas mengklaim McDonald's untuk membayar US$ 20 ribu biaya perawatannya di rumah sakit. Tapi McDonald's menolak.

Akhirnya Liebeck melayangkan gugatan resmi dan menyeret McDonald's ke meja hijau. Di pengadilan, pihak manajemen McDonald's membela diri dengan mengatakan, Liebeck seharusnya lebih berhati-hati karena mengetahui kopi tersebut sangat panas.

Karena pembelaan tersebut, McDonald's hanya perlu membayar US$ 160 ribu. Para juri di pengadilan menilai 20 persen dari kasus tersebut merupakan kesalahan Liebeck sendiri.

4 dari 4 halaman

Ratusan protes

McDonald's sudah terima ratusan protes soal suhu kopinya

Hingga kasus tersebut terjadi, selama 10 tahun sejak 1982, ratusan protes melayang ke pihak McDonald's karena kopinya yang terlalu panas. Bahkan terdapat 700 konsumen yang mengklaim dirinya mengalami luka bakar karena kopi McDonald's.

McDonald's memang menyajikan kopi dengan suku 180 hingga 190 derajat fahrenheit. Padahal suhu kopi rumahan biasanya hanya sekitar 135 hingga 140 derajat saja.

Akibat kasus tersebut, selain membayar denda, pihak pengadilan juga mengharuskan McDonald's untuk menurunkan suhu kopinya ke 158 derajat fahrenheit. Meski demikian, tak ada yang tahu pasti bagaimana kasus tersebut berakhir.